
TUGUJOGJA — Anak-anak SD di Gunungkidul kini tak hanya mahir membaca dan berhitung. Di SD Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari, para ssudah mampu membuat game sendiri. Mereka menggunakan platform digital seperti Scratch, Roblox Studio, hingga Figma.
Kepala Sekolah SD Muhammadiyah Al Mujahidin, Joko Iswanto, menyampaikan bahwa sekolahnya telah menerapkan pembelajaran koding dan kecerdasan artifisial (AI) jauh sebelum wacana pemerintah memasukkan topik ini ke dalam kurikulum nasional.
Pembelajaran Koding
“Kami ingin anak-anak mengenal teknologi sejak dini dengan cara yang menyenangkan dan membentuk pola pikir logis serta kreatif,” jelasnya, Rabu (28/5/2025)
Sekolah ini menjalankan pembelajaran koding melalui dua pendekatan, ekstrakurikuler dan integrasi ke dalam mata pelajaran reguler seperti Matematika, Seni, Bahasa Inggris, Bahasa Indonesia, dan IPAS. Setiap metode menyesuaikan dengan usia dan tahap perkembangan siswa.
Dalam kegiatan ekstrakurikuler, siswa kelas 2 hingga 5 mengikuti kelas koding yang dibagi menjadi dua level. Level 1 untuk siswa kelas 2 dan 3, sementara level 2 untuk kelas 4 dan 5.
Anak-anak belajar menciptakan animasi, merancang tampilan game, hingga mengatur alur permainan melalui media digital seperti komputer serta aplikasi yang ramah anak. Tidak hanya itu, sekolah juga menyediakan pembelajaran berbasis nonelektronik menggunakan alat tulis, alat permainan edukatif (APE), dan board game.
“Dengan belajar koding, anak-anak jadi terbiasa berpikir sistematis, berani memecahkan masalah, dan bisa menyalurkan ide-ide kreatif mereka,” tambah Joko Iswanto.
Platform yang Dipakai Anak-Anak SD di Gunungkidul
Aplikasi-aplikasi yang digunakan pun populer di kalangan anak-anak, seperti Scratch untuk animasi dasar, Roblox Studio untuk membangun dunia virtual interaktif, dan Figma untuk desain antarmuka digital. Pembelajaran ini tidak hanya membuat siswa senang, tetapi juga mempersiapkan mereka menghadapi masa depan yang penuh tantangan digital.
Keunggulan SD Muhammadiyah Al Mujahidin dalam inovasi pendidikan ini menarik perhatian Kementerian Pendidikan, khususnya Direktorat SD. Pada 23–25 April 2025 lalu, tim kerja pembelajaran dan penilaian dari Direktorat SD melakukan kunjungan ke sekolah tersebut.
Kunjungan ini bertujuan untuk benchmarking dan identifikasi awal penerapan pembelajaran koding dan AI di jenjang Sekolah Dasar.
SD Muhammadiyah Al Mujahidin menjadi salah satu dari enam sekolah menjadi lokasi uji tiru dan pengumpulan data oleh tim kementerian. Sekolah lain yang terlibat adalah sebagai berikut.
- SD Al Bayyin Al Mujahidinyah Jagakarsa (DKI Jakarta)
- SD8 BPK Penabur (DKI Jakarta)
- Sophos BSD Primary (Banten)
- Mentari Intercultural School Bintaro (Banten)
- Al Irsyad Satya Islamic School (Bandung, Jawa Barat).
Dengan pencapaian ini, SD Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari membuktikan bahwa sekolah dasar di daerah pun bisa unggul dalam inovasi pendidikan teknologi. Mereka tidak hanya mencetak siswa yang cerdas secara akademis, tetapi juga siap bersaing di era digital yang terus berkembang. (ef linangkung)