
TUGUJOGJA – Rekonstruksi kasus pembunuhan sadis yang mengguncang Bantul akhirnya digelar. Tersangka MRR (24), pemuda asal Kretek, memperagakan ulang setiap detik mengerikan saat ia menghabisi nyawa sang kekasih, EDP (23), warga Sumberadi, Mlati, Sleman, dan menyimpan jasad korban hingga membusuk menjadi kerangka.
Drama pilu ini disaksikan langsung oleh keluarga korban di Mapolres Bantul, Selasa, 24 Juni 2025.
Polres Bantul menghadirkan langsung tim penyidik dari Kejaksaan Negeri Bantul, saksi-saksi, serta tersangka dalam rekonstruksi yang digelar demi melengkapi berkas perkara. Polisi juga memilih lokasi berbeda dari tempat kejadian perkara di Manding, Sabdodadi, Bantul, demi menjaga situasi agar tetap aman dan kondusif.
“Dari rencana semula 41 adegan, berkembang menjadi 52 adegan,” ungkap Kasi Humas Polres Bantul, AKP I Nengah Jeffry Prana Widnyana.
Kronologi Mengerikan Pembunuhan
Polisi membuka lembaran peristiwa mengerikan ini dengan memperagakan saat MRR pulang kerja, sementara korban tengah berada di dapur menggoreng bakso. Ketika itu, MRR mencuci piring di dekat korban. Hanya berselang menit, keduanya terlibat cekcok hebat yang memicu tragedi.
Pada adegan ketujuh, MRR langsung mencekik leher korban dengan kedua tangannya. Dalam kepanikan, korban sempat menunjukkan gestur minta maaf dengan merapatkan kedua tangan. Namun, tersangka tak mengendurkan cekikannya. Korban bahkan sempat mencakar leher MRR sebagai upaya perlawanan terakhirnya.
Tubuh EDP akhirnya lemas dan rebah ke lantai. Namun, MRR masih memastikan kematian kekasihnya dengan mengecek napas dari hidung dan nadi di pergelangan tangan korban.
Setelah memastikan EDP tak bernyawa, MRR menyeret tubuh tak berdaya itu ke kamar gudang. Di sinilah jasad EDP membusuk hingga menjadi kerangka.
Beberapa bulan kemudian, MRR berusaha “menghapus jejak”. Ia mencuci tulang-belulang korban, membungkusnya dalam trash bag, dan mengangkutnya menggunakan sepeda motor ke rumahnya di Kretek.
Ia meletakkan trash bag berisi tulang bersih di kamar, sedangkan trash bag lain berisi pakaian, rambut, dan selimut diletakkan di pekarangan selatan rumah. MRR kemudian membakar seluruh isi trash bag kedua karena sudah terkena cairan pembusukan jenazah.
“Rekonstruksi ini kami lakukan dengan cermat dan hati-hati. Kami juga menghadirkan keluarga korban sebagai saksi. Lokasi yang kami pilih memang bukan di TKP asli, demi alasan keamanan dan menjaga kondusivitas,” jelas Jeffry.

Pengakuan MRR: Hubungan yang Penuh Kekerasan
Sebelumnya, publik dikejutkan dengan pengakuan MRR dalam konferensi pers di Lobi Polres Bantul. Ia mengaku membunuh karena tak kuat lagi menerima kekerasan dari sang pacar selama lima tahun menjalin hubungan. Menurut pengakuannya, korban memiliki sifat temperamental dan sering melakukan kekerasan fisik terhadapnya.
“Awalnya kami pacaran seperti biasa sejak 2019. Tapi makin lama korban sering marah dan memukul saya. Saat kejadian, saya habis dipukul pakai sapu lima kali. Emosi saya meledak,” beber MRR.
MRR sempat mencoba kabur dari hubungan itu berkali-kali, bahkan pernah bersembunyi jauh dari korban. Namun EDP selalu berhasil menemukan dirinya. Ia mengaku lelah menghadapi tekanan psikologis tersebut.
“Saya sebenarnya sudah berkali-kali kabur. Tapi dia pasti menemukan saya lagi. Saya menghindar supaya kejadian seperti ini tidak terjadi. Tapi ya sudah terlanjur. Waktu itu saya masih sayang, tapi saya juga sudah tidak kuat,” ucap MRR lirih.