
TUGUJOGJA- Pemerintah Kota Yogyakarta kembali mencatatkan prestasi membanggakan dengan capaian 100 persen Standar Pelayanan Minimal (SPM) di seluruh sektor.
Keberhasilan ini menarik perhatian berbagai daerah. Salah satunya adalah Pemerintah Kota Tarakan, Kalimantan Utara, yang melakukan kunjungan studi pembelajaran ke Balai Kota Yogyakarta pada Selasa (6/5).
Rombongan Pemkot Tarakan yang dipimpin Wakil Wali Kota Ibnu Sanud diterima langsung oleh Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, di Ruang Yudistira.
Capaian SPM Kota Yogyakarta
Dalam pertemuan tersebut, Wawan memaparkan bahwa pencapaian 100 persen SPM adalah hasil sinergi kuat antar perangkat daerah, masyarakat, dan sistem pemantauan yang konsisten.
“Kami terbuka berbagi praktik baik dan siap menjalin kerja sama teknis lintas daerah. Capaian ini adalah buah dari kerja kolaboratif dan pendekatan yang sistematis,” ujarnya.
Lebih lanjut, Wawan juga menyoroti kontribusi pelajar dan mahasiswa dari luar daerah, termasuk Kalimantan Utara, dalam mendukung pembangunan sosial di Yogyakarta. Pemkot sengaja memberdayakan para pendatang untuk menunjang pembangunan.
“Mereka bisa kami latih sebagai wirausahawan muda maupun duta pembangunan sosial yang akan membawa dampak positif di daerah asalnya,” tambahnya.
Strategi Sukses
Dalam sesi dialog, dr. Riska Novriana, Kepala Seksi Pelayanan Kesehatan Primer dan Tradisional Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, memaparkan strategi konkret sektor kesehatan, seperti pelibatan kader pendamping ibu hamil di setiap RW serta validasi data secara berkala antara kader dan Puskesmas.
“Kami menganggap SPM sebagai pelayanan minimal yang wajib dipenuhi. Untuk itu, pemeriksaan kehamilan, imunisasi, dan layanan dasar lainnya kami laksanakan secara sistematis,” jelas dr. Riska.
Sementara itu, di sektor pendidikan, Agus Trimadi, Kepala Bidang Pemuda dan Olahraga Disdikpora Kota Yogyakarta, menjelaskan bahwa strategi SPM berjalan melalui optimalisasi anggaran, sarana-prasarana, dan pemetaan kebutuhan guru.
“Kami telusuri data anak tidak sekolah hingga tingkat kelurahan. Anak usia 15–25 tahun yang tidak sekolah dan tidak bekerja kami intervensi dengan pelatihan keterampilan atau penciptaan lapangan kerja,” terang Agus.
Wakil Wali Kota Tarakan, Ibnu Sanud, menyampaikan apresiasi atas capaian Yogyakarta. Saat ini, Kota Tarakan telah mencapai angka 97,57% dalam pemenuhan SPM, dan berharap bisa belajar banyak dari Yogyakarta.
“Kami ingin menindaklanjuti kunjungan ini dengan kerja sama konkret, termasuk bimbingan teknis dari OPD Yogyakarta kepada kami,” ujarnya.
Dengan pencapaian ini, Kota Yogyakarta semakin mengukuhkan diri sebagai kota yang adaptif dan kolaboratif. Selain itu, kota ini menjadi rujukan nasional dalam pelayanan publik yang berkualitas. (ef linangkung)