
TUGUJOGJA – Komitmen terhadap keberlanjutan lingkungan terus ditunjukkan oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daop) 6 Yogyakarta melalui berbagai inovasi ramah lingkungan yang diterapkan di lingkungan stasiun dan layanan kereta api.
Langkah-langkah nyata ini menjadi bagian dari transformasi hijau (green transformation) yang berkelanjutan.
“KAI Daop 6 terus berinovasi dan beradaptasi untuk menciptakan ekosistem transportasi yang mengedepankan keberlanjutan dan ramah lingkungan,” ujar Feni Novida Saragih, Manager Humas KAI Daop 6 Yogyakarta.
Inisiatif yang mereka jalankan tidak hanya berdampak pada pengurangan emisi dan sampah, tetapi juga membangun kesadaran kolektif di kalangan pegawai dan pengguna jasa.
Salah satu terobosan yang telah diimplementasikan adalah sistem paperless dalam proses boarding penumpang.
Dengan dukungan teknologi face recognition, penumpang kini dapat naik kereta tanpa harus mencetak tiket kertas. Teknologi ini sudah tersedia di Stasiun Yogyakarta, Lempuyangan, dan Solo Balapan.
Sepanjang 2024, lebih dari 1,4 juta penumpang telah menggunakan sistem ini, dan pada triwulan pertama 2025, tercatat sebanyak 437 ribu penumpang telah merasakan manfaatnya.
Di bidang energi terbarukan, KAI Daop 6 telah memasang panel surya di dua stasiun besar, yakni Stasiun Yogyakarta dan Solo Balapan, sebagai bagian dari upaya mengurangi ketergantungan pada listrik berbasis fosil.
Selain itu, penggunaan bahan bakar ramah lingkungan juga mulai diterapkan dengan mengadopsi biodiesel B40—campuran 40% biodiesel nabati dan 60% solar—pada armada operasional.
Tak berhenti di internal perusahaan, KAI Daop 6 juga menggandeng para pelanggan untuk ikut serta dalam gerakan hijau ini.
Salah satunya melalui penyediaan water station di 10 stasiun yang memungkinkan penumpang mengisi ulang air minum secara gratis, sekaligus mengurangi konsumsi botol plastik sekali pakai.
Stasiun yang telah memiliki fasilitas ini antara lain Yogyakarta, Lempuyangan, Solo Balapan, Purwosari, Solo Jebres, Wates, Klaten, Palur, dan Solo Kota.
KAI juga memperkenalkan fitur carbon footprint dalam aplikasi Access by KAI untuk menyajikan estimasi jejak karbon dari perjalanan yang ditempuh.
Fitur ini memberikan perbandingan emisi dengan moda transportasi lain, sehingga dapat mendorong masyarakat memilih transportasi yang lebih ramah lingkungan.
Inisiatif lainnya termasuk penggunaan kantong sampah dari kertas daur ulang menggantikan plastik di dalam kereta, sebagai bagian dari pengurangan sampah non-organik.
KAI Daop 6 Yogyakarta mengajak para pelanggan dan masyarakat untuk turut mendukung gerakan keberlanjutan yang telah dicanangkan oleh KAI, dimulai dari kebiasaan kecil saat menggunakan transportasi KA.
“Kami akan terus konsisten dan berkesinambungan dalam menjalankan implementasi ESG (Environmental, Social, Governance),” tutup Feni.***