
Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta mengambil langkah tegas dalam mengantisipasi praktik nuthuk atau kenaikan harga tidak wajar yang kerap terjadi selama libur panjang Lebaran. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengerahkan intel untuk mengawasi harga yang ditetapkan oleh para pedagang, terutama di kawasan wisata.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menegaskan bahwa tindakan ini bertujuan untuk melindungi wisatawan dan masyarakat dari harga yang tidak wajar.
“Saya kan mengerahkan intel untuk jajan, jadi uji cobanya gitu. Karena ini quickwinnya Dinas Pariwisata, janjinya Dinas Pariwisata, dan ditandatangani di pakta integritas,” ujar Hasto, Jumat (21/3/2025).
Hasto menjelaskan bahwa Dinas Pariwisata (Dinpar) Kota Yogyakarta telah menyiapkan langkah pencegahan melalui pemasangan daftar harga di warung-warung yang beroperasi, khususnya di kawasan wisata seperti sirip-sirip Malioboro. Selain itu, setiap warung akan diberi nomor identifikasi serta nomor hotline pengaduan agar wisatawan dapat melaporkan jika mengalami praktik nuthuk.
“Kita pasangi tarif, daftar tarif ini terus ada tulisan ‘agar membayar sesuai dengan tarif’. Kemudian warung itu kita kasih nomor, jadi kalau orang kena nuthuk itu jelas lapornya, oh ini nomor sekian,” jelas Hasto.
Dalam upaya memastikan efektivitas kebijakan ini, Hasto akan mengerahkan timnya untuk melakukan pembelian di berbagai warung dan pedagang. Jika ditemukan ada yang tetap melakukan nuthuk, Pemkot Yogyakarta akan mengambil tindakan tegas.
“Jadi jangan coba-coba nuthuk, karena nanti saya kerahkan pasukan intel untuk memantau harga,” tegasnya.
Selain itu, jika ada laporan masuk melalui hotline, petugas akan segera turun ke lapangan untuk menindaklanjuti.
“Begitu ada yang nuthuk, akan langsung kami datangi. Dengan respons cepat seperti itu, pasti dia kaget,” tambahnya.