Isi SE Mendukbangga Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak

Bagikan :
Ilustrasi Isi SE Mendukbangga Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak/Unsplash

TUGUJOGJA – Fenomena kehilangan figur ayah (fatherless) kini menjadi tantangan serius di Indonesia. Kementerian Kependudukan merespons dengan menerbitkan SE Nomor 7 Tahun 2025 tentang Gerakan Ayah Mengantar Anak ke sekolah.

Fenomena fatherless atau ketiadaan peran ayah dalam kehidupan anak menjadi isu yang semakin mengkhawatirkan di Indonesia. Laporan dari UNICEF (2021), I-NAMHS (2022), Badan Pusat Statistik (2021), serta Komisi Perlindungan Anak Indonesia (2017) menyebutkan bahwa sekitar 20,9 persen anak-anak di Indonesia tumbuh tanpa kehadiran sosok ayah karena berbagai alasan seperti perceraian, kematian, atau pekerjaan yang membuat ayah jauh dari rumah.

Kondisi ini diperparah dengan kenyataan bahwa hanya 37,17 persen anak usia 0 hingga 5 tahun yang mendapatkan pengasuhan langsung dari kedua orang tua kandung secara bersamaan.

Lebih mencemaskan lagi, sekitar 33 persen remaja mengalami gangguan kesehatan mental, tetapi hanya 4,3 persen orang tua yang mampu menyadarinya dan memberikan dukungan yang dibutuhkan.

Sebagai bentuk respon terhadap kondisi tersebut, Kementerian Kependudukan dan Pembangunan Keluarga (Kemendukbangga) melalui Menteri/Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Wihaji, meluncurkan sebuah inisiatif nasional bernama Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI).

Baca juga  Link Pengumuman PPDB Jatim 2025, Jika Error Begini Cara Mengatasi Hasil Seleksi Tidak Muncul

Salah satu implementasinya adalah program Gerakan Ayah Mengantar Anak di Hari Pertama Sekolah yang secara resmi dituangkan dalam Surat Edaran Mendukbangga Nomor 7 Tahun 2025.

Apa Itu Gerakan Ayah Mengantar Anak?

Gerakan ini bertujuan untuk menguatkan peran ayah dalam pengasuhan dan pendidikan anak sejak dini. Surat edaran ini diterbitkan secara resmi pada 14 Juli 2025, bertepatan dengan hari pertama masuk sekolah tahun ajaran 2025/2026.

Surat edaran tersebut menekankan pentingnya kehadiran fisik dan emosional seorang ayah dalam kehidupan anak. Mengantar anak ke sekolah di hari pertama menjadi simbol awal keterlibatan ayah secara aktif dalam perjalanan pendidikan anak.

Isi Pokok SE Mendukbangga Nomor 7 Tahun 2025

Beberapa poin penting dalam Surat Edaran Mendukbangga No. 7 Tahun 2025 antara lain:

  • Pentingnya peran ayah dalam pengasuhan: Ayah bukan hanya pencari nafkah, tetapi juga berfungsi sebagai pelindung, pendidik, sahabat, dan panutan utama dalam membentuk karakter anak.
  • Membangun ikatan emosional: Kehadiran ayah di hari pertama sekolah diyakini menciptakan rasa aman, meningkatkan kepercayaan diri anak, serta membuat anak lebih nyaman dan siap untuk menjalani proses pembelajaran.
  • Perubahan budaya pengasuhan: Gerakan ini diharapkan menjadi awal perubahan paradigma pengasuhan yang tidak lagi terpusat hanya pada ibu, namun melibatkan ayah secara kolaboratif dan setara.
  • Partisipasi kolektif: Tidak hanya ditujukan bagi ASN di lingkungan Kemendukbangga/BKKBN, gerakan ini juga mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk turut menyukseskan kampanye ini melalui edukasi ke keluarga, tetangga, dan lingkungan sekitar.
Baca juga  Contoh Surat Izin Kepala Sekolah untuk PPG 2025: Panduan Lengkap dan Format Terbaru

Sasaran dan Pelaksanaan Program

Program ini menyasar anak-anak dari tingkat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA) atau sederajat. Ini merupakan bagian dari strategi implementasi GATI melalui program Sekolah Bersama Ayah (SEBAYA), bersama tiga program lainnya:

  1. Siap Nikah dan Satyagatra – layanan konseling pernikahan dan keluarga.
  2. Kompak Tekan – konsorsium komunitas penggiat peran ayah.
  3. Debat di Kampung KB – Desa/Kelurahan Ayah Teladan untuk memperkuat pengasuhan di tingkat komunitas.

Surat edaran ini juga didukung oleh kebijakan dari Kementerian Pendidikan, melalui Surat Edaran Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Nomor 10 Tahun 2025, yang mengatur pelaksanaan MPLS ramah anak.

Mengapa Gerakan Ini Penting?

Gerakan Ayah Mengantar Anak bukan sekadar seremonial. Ini adalah awal perubahan besar dalam pola pengasuhan keluarga Indonesia. Kehadiran ayah di momen kecil seperti hari pertama sekolah bisa menjadi pondasi kuat bagi masa depan anak.

Inisiatif ini juga mendorong masyarakat untuk menciptakan budaya baru dalam pengasuhan, di mana ayah dan ibu memiliki peran yang setara dan saling melengkapi dalam membesarkan anak-anak bangsa.

Baca juga  Kapan Hasil Seleksi Mandiri UNDIP 2025 Diumumkan? Ini Jadwal Resminya

Melalui SE Mendukbangga Nomor 7 Tahun 2025, Kemendukbangga menunjukkan komitmennya dalam mengatasi isu fatherless dan meningkatkan kualitas pengasuhan anak di Indonesia. Gerakan Ayah Mengantar Anak bukan hanya simbol, tetapi langkah konkret menuju generasi masa depan yang lebih kuat, sehat secara mental, dan berkarakter.

Mari dukung gerakan ini, mulai dari diri sendiri, keluarga, dan lingkungan sekitar. Jadikan hari pertama sekolah sebagai momen spesial bersama ayah yang akan dikenang sepanjang masa.

***

Berita Terbaru

6102493038753466100
Disundul dari Belakang saat Menunggu Lampu Merah, Siswi di Gunungkidul Dilarikan ke Rumah Sakit
Link Tiket Konser Blackpink Jakarta 2025
Rundown Cherrypop Fest 2025: Info Susunan Acara hingga Open Gate Konser
malioboro
Reresik Malioboro: Aksi Kolaborasi Wujudkan Yogyakarta Bersih, Nyaman, dan Harmonis
kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan

TERPOPULER

Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
edwin-petrus-btuIQ0cgatc-unsplash
Hal Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Penerapan Experiential Learning? Cek Penjelasan Lengkapnya di Sini