
TUGUJOGJA– Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menegaskan komitmen dalam menjaga kerukunan antarumat beragama melalui penguatan peran Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
Komitmen ini disampaikan dalam acara Silaturahmi dan Koordinasi Pengurus dan Anggota FKUB bersama Dewan Penasehat FKUB.
Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Gunungkidul menyelenggarakan acara di Rumah Simbok, Playen, Selasa sore (22/4/2025).
Peran FKUB
Sekretaris Daerah Gunungkidul, Sri Suhartanta, menjelaskan bahwa FKUB memiliki peran penting sebagai jembatan dialog antarumat beragama dan tokoh masyarakat.
Ia juga menyampaikan bahwa FKUB harus mampu menampung serta menyalurkan aspirasi masyarakat keagamaan dalam bentuk rekomendasi kebijakan kepada Bupati.
“FKUB harus aktif melakukan sosialisasi kebijakan keagamaan dan memberikan rekomendasi tertulis atas permohonan pendirian rumah ibadah,” ujar Sri.
Sri menambahkan bahwa Dewan Penasehat FKUB memiliki tugas strategis dalam membantu Bupati merumuskan kebijakan pemeliharaan kerukunan serta menjalin hubungan kerja yang harmonis antara FKUB dan pemerintah daerah.
Harapan Bupati
Dalam kesempatan yang sama, Bupati Gunungkidul bersama jajaran Forkopimda menyambut baik kegiatan tersebut.
Ia menilai silaturahmi ini sebagai langkah strategis untuk meningkatkan sinergi dan koordinasi antara pengurus FKUB dan Dewan Penasehat dalam menjaga keharmonisan sosial.
“Gunungkidul harus menjadi tempat yang aman dan membahagiakan. Keberagaman adalah anugerah, bukan ancaman. Kita harus menjadikannya kekuatan untuk bersatu,” tegas Bupati.
Ia juga mengajak FKUB dan seluruh tokoh agama agar menjadi garda terdepan dalam mencegah perpecahan, menyebarkan semangat toleransi, dan menguatkan dialog lintas iman di tengah masyarakat.
“Kami berharap FKUB bisa bekerja lebih optimal dalam menciptakan kedamaian dalam kemajemukan dengan tetap mengedepankan kearifan lokal,” lanjutnya.
Ketua FKUB Gunungkidul, KH. Untung Santoso, menyampaikan bahwa sejak terbentuk pada tahun 2011, FKUB telah menjadi wadah yang efektif untuk menghadapi dinamika keberagaman di wilayahnya.
Ia menyebut FKUB Gunungkidul sebagai satu-satunya forum yang melibatkan semua unsur agama dalam keanggotaan harian.
“Kami menghadapi banyak persoalan keagamaan, tapi dengan pendekatan dialogis dan toleransi, semuanya dapat kita selesaikan bersama,” jelas Untung.
Ia berharap FKUB terus menjadi pelopor toleransi melalui dialog dan edukasi masyarakat agar Gunungkidul semakin kokoh sebagai daerah yang menjunjung tinggi nilai-nilai keberagaman.
Sebagai informasi, FKUB Gunungkidul saat ini beranggotakan 17 personil yang mewakili agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. (ef linangkung)