
TUGUJOGJA – Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus menunjukkan intensitas tinggi. Pada Senin (12/5) dini hari, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan adanya sembilan kali guguran lava pijar.
Guguran lava meluncur ke dua arah berbeda dalam periode pengamatan pukul 00.00 hingga 06.00 WIB.
Dari laporan tersebut, tiga guguran lava pijar meluncur ke arah Kali Krasak dengan jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter. Sementara itu, enam guguran lainnya mengarah ke hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur sama, yaitu maksimal 2.000 meter.
Visual pengamatan menunjukkan kondisi gunung jelas, dengan asap kawah bertekanan lemah berwarna putih, intensitas tipis, dan tinggi kolom asap mencapai 100 meter di atas puncak kawah.
Cuaca saat itu dilaporkan cerah dengan suhu berkisar antara 17,7 hingga 20 °C, kelembaban udara tinggi (91–93,4%), dan angin tenang mengarah ke barat.
Dari segi kegempaan, tercatat 23 kali gempa guguran dengan amplitudo 2–8 mm dan durasi antara 65,79–141,35 detik. Selain itu, 34 kali gempa hybrid/fase banyak juga terekam, mengindikasikan aktivitas magma yang masih terus berlangsung di dalam tubuh gunung.
Merapi saat ini berstatus Level III atau Siaga. BPPTKG mengimbau masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di dalam wilayah potensi bahaya, khususnya pada sektor selatan–barat daya yang meliputi daerah berikut.
- Sungai Boyong (maksimal 5 km)
- Bedog, Krasak, Bebeng (maksimal 7 km),
Kemudian, sektor tenggara meliputi Sungai Woro (3 km) dan Sungai Gendol (5 km).
Masyarakat juga perlu meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi awanpanas guguran (APG) dan bahaya lahar, terutama saat hujan turun di sekitar lereng Merapi. Jika terjadi perubahan signifikan dalam aktivitas vulkanik, BPPTKG akan segera melakukan evaluasi ulang terhadap status Merapi. (ef linangkung)