
TUGUJOGJA– Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih tergolong tinggi. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat terjadi penambahan volume kubah lava di sisi barat daya Merapi sekitar 229.300 meter kubik dalam sepekan terakhir.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa, menyampaikan hal itu dalam laporan aktivitas Gunung Merapi periode 25 April hingga 1 Mei 2025.
Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, aktivitas efusif Merapi masih terus berlangsung, sehingga status aktivitas tetap berada pada tingkat Siaga.
Volume Kubah Gunung Merapi
“Volume kubah barat daya kini tercatat mencapai 3.925.500 meter kubik, bertambah signifikan dari minggu sebelumnya. Ini menunjukkan suplai magma masih terjadi dan berpotensi memicu awan panas guguran,” ungkap Agus, Jumat (2/5/2025).
Secara visual, selama sepekan terakhir, terpantau 257 kali guguran lava pijar. Guguran tersebut mengarah ke tiga sektor dengan jarak luncur maksimum hingga 2.000 meter..
- Kali Krasak sebanyak 47 kali
- Kali Bebeng sebanyak 62 kali
- Kali Sat/Putih sebanyak 148 kali
Dari pemantauan suhu termal, titik panas tertinggi pada kubah barat daya terukur 249,3°C, sedikit meningkat dibanding minggu sebelumnya. Kemudian, kubah tengah tidak menunjukkan perubahan morfologi signifikan, dan suhunya justru menurun menjadi 221,3°C.
Aktivitas kegempaan selama periode ini juga masih tinggi, tercatat 764 gempa fase banyak (MP), 829 gempa guguran (RF), serta gempa vulkanik dan tektonik lainnya. Namun, deformasi permukaan Gunung Merapi yang dipantau dengan EDM dan GPS, tidak menunjukkan perubahan signifikan.
BPPTKG menegaskan bahwa potensi bahaya saat ini masih berupa guguran lava dan awan panas, terutama pada sektor selatan–barat daya yang meliputi alur Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, dan alur Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km.
Sementara itu, pada sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Gendol sejauh 5 km. Bila terjadi letusan eksplosif, lontaran material bisa mencapai radius 3 km dari puncak.
Rekomendasi dan Imbauan
BPPTKG merekomendasikan agar masyarakat dan pemerintah daerah di Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten meningkatkan kesiapsiagaan, termasuk dengan menyiapkan sarana evakuasi dan meningkatkan kapasitas mitigasi.
“Kami imbau masyarakat tidak beraktivitas di wilayah potensi bahaya, mewaspadai ancaman lahar dan awan panas, serta mengantisipasi gangguan abu vulkanik, terutama saat turun hujan di sekitar Merapi,” jelas Agus.
Jika terjadi peningkatan signifikan dalam aktivitas vulkanik Merapi, status tingkat aktivitas akan ditinjau kembali dan disesuaikan dengan kondisi terkini.
Dengan kondisi ini, masyarakat di sekitar Gunung Merapi sebaiknya tetap tenang tapi waspada, serta terus mengikuti informasi resmi dari otoritas terkait. (ef linangkung)