
TUGUJOGJA– Sejumlah juru parkir (jukir) di Kota Yogyakarta kini mulai memasuki era digital. Pemerintah Kota Yogyakarta bersama Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DIY menginisiasi sistem pembayaran parkir nontunai dengan QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).
Inovasi ini tidak hanya memudahkan pembayaran, tetapi juga membawa angin segar dalam pengelolaan perparkiran kota yang lebih tertib, transparan, dan modern.
Barcode QRIS Juru Parkir Kota Jogja
Sebanyak sepuluh juru parkir terpilih menjadi pelopor sistem parkir digital ini. Mereka tersebar di lima titik strategis kota: Jalan Diponegoro, Brigjend Katamso, Mataram, Laksda Adisutjipto, dan KH Ahmad Dahlan.
Masing-masing jalan berisi dua jukir sebagai proyek percontohan. Mereka kini mempunyai seragam baru dan kalung barcode QRIS yang siap pengguna parkir pindai.
“Dengan QRIS, jukir tak perlu repot menyiapkan uang kembalian. Masyarakat juga tak lagi bingung jika hanya membawa uang besar. Tinggal scan, bayar, selesai,” kata Kepala Dinas Perhubungan Kota Yogyakarta, Agus Arif Nugroho, saat sosialisasi di Kantor BI DIY, Kamis (24/4/2025).
Agus menjelaskan bahwa sistem ini akan terus diperluas. Setelah tahap awal, Pemkot Yogyakarta menargetkan tambahan 100 juru parkir pengguna QRIS pada akhir Mei.
Ke depan, seluruh jukir di Kota Yogyakarta harapannya akan mengadopsi sistem digital ini.
“Kita ingin parkir di Jogja punya kepastian layanan, tarif, dan mekanisme yang jelas. Digitalisasi adalah jembatan ke arah itu,” tambah Agus.
Tak sekadar membagikan barcode, BI DIY turut memberikan edukasi terkait sistem pembayaran digital serta kampanye Cinta, Bangga, dan Paham Rupiah bagi para jukir.
Kelebihan QRIS
Kepala Perwakilan BI DIY, Sri Darmadi Sudibyo, menilai digitalisasi parkir sebagai langkah besar dalam tata kelola keuangan daerah dan pelayanan publik.
“Dengan QRIS, semua pembayaran tercatat rapi, administrasi jadi lebih cepat, dan Dishub bisa mengelola perparkiran dengan lebih efisien,” ujarnya.
Sudibyo juga menegaskan bahwa transformasi digital tak hanya menyasar juru parkir. Edukasi terhadap pengguna jasa parkir juga menjadi kunci.
Para jukir harapannya turut mengedukasi masyarakat agar terbiasa menggunakan QRIS sebagai metode pembayaran yang praktis dan aman.
Uhlul Intanti, salah satu jukir di Jalan Laksda Adisutjipto yang terlibat dalam proyek ini, mengaku antusias meskipun belum sepenuhnya terbiasa dengan sistem digital.
“Kadang bingung, tapi saya senang bisa belajar. QRIS ini solusi kalau enggak ada uang kembalian. Semoga makin mudah ke depannya,” ungkapnya.
Transformasi sistem pembayaran parkir di Kota Yogyakarta ini menjadi salah satu wujud nyata komitmen pemerintah dalam mewujudkan layanan publik yang adaptif terhadap perkembangan teknologi, sekaligus lebih ramah dan nyaman bagi masyarakat. (ef linangkung)