
Upaya mengangkat potensi lokal kembali digaungkan melalui Festival Perak Kotagede 2025 yang diselenggarakan di Kampung Basen pada Minggu (11/5/2025). Festival ini menjadi bagian dari program percepatan (quick wins) Kemantren Kotagede untuk mempromosikan wilayah tersebut sebagai pusat kerajinan perak dan kriya logam.
Mengusung tema “Silver Innovation: Menjaga Tradisi, Menginspirasi Masa Depan”, acara ini secara resmi dibuka oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo. Dalam sambutannya, Hasto menyampaikan apresiasi terhadap penyelenggaraan festival yang dinilainya mampu memadukan kekayaan tradisi dengan perkembangan zaman.
“Dengan pengambilan tema ini, Festival Perak Kotagede 2025 diharapkan dapat menjadi ajang yang memadukan keindahan tradisi dengan kemajuan jaman,” ungkapnya.
Ia menambahkan, selain menjadi media promosi budaya dan seni, festival ini juga mendorong ruang ekspresi bagi para perajin lokal, khususnya perajin perak dan kriya logam yang selama ini telah menjadi ikon Kotagede. Keberadaan UMKM juga menjadi bagian penting dalam mendorong daya tarik wisata Kota Yogya.
“Seperti industri kerajinan perak dan kriya logam yang telah menjadi ikon Kotagede selama berabad-abad. Jadi ini perlu kita lestarikan dan kita promosikan agar seluruh masyarakat global mengetahuinya,” jelasnya.
Hasto pun menyampaikan keyakinannya bahwa festival ini akan mampu meningkatkan semangat pelaku usaha lokal.
“Saya optimis dengan ini para perajin di Kotagede bisa semakin hidup, apalagi Kotagede ini memiliki kekhasan yakni sentra produksi perak yang di wilayah lain tidak ada,” imbuhnya.
Mantri Pamong Praja (MPP) Kotagede, Komaru Ma’Arif, menyampaikan bahwa festival tahun ini diikuti oleh 69 perajin perak dan kriya logam. Kegiatan ini juga mendapat dukungan dari Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW) dan Universitas Aisyiyah (UNISA) Yogyakarta yang mengembangkan aplikasi berbasis website guna membantu promosi para perajin.
“Dua perguruan tinggi ini membantu pembuatan aplikasi berbasis website yaitu sistem informasi database company profile dan aplikasi AR untuk kurasi perak yang diharapkan membantu para perajin mempromosikan produknya,” ujarnya.
Festival ini diramaikan dengan berbagai agenda seperti pameran dan bazar kerajinan, demo dan workshop tatah logam, festival kuliner dan budaya, hingga peragaan silver fashion show yang menampilkan karya-karya UMKM dengan aksesoris perak rancangan desainer lokal.
“Dalam silver fashion show menampilkan koleksi fashion UMKM Kotagede yang menggunakan aksesoris perak dan kriya yang didesain oleh desainer lokal,” ungkap Komaru.
Ia berharap, lewat gelaran ini, industri perak Kotagede tak hanya mampu meningkatkan daya saing di pasar internasional, tetapi juga mampu melahirkan inovasi yang berkelanjutan bagi kerajinan lokal.