
TUGU JOGJA – Di tengah derasnya arus informasi yang membanjiri ruang digital, kemampuan mahasiswa dalam menyaring dan memproduksi konten menjadi kebutuhan yang tidak bisa ditawar. Dunia maya saat ini bukan lagi sekadar tempat untuk berbagi informasi, melainkan telah menjadi medan persaingan ide, opini, dan pengaruh.
Universitas Gadjah Mada (UGM), sebagai institusi pendidikan tinggi yang konsisten mencetak agen perubahan, menunjukkan kepeduliannya terhadap perkembangan ini dengan hadir sebagai tuan rumah dari acara Kabar Jawa Goes to Campus.
Diselenggarakan pada Kamis, 29 Mei 2025, kegiatan ini mengambil tempat di Auditorium Fakultas Kehutanan UGM. Dimulai sejak pukul 08.00 hingga 12.00 WIB, acara ini menghadirkan suasana edukatif yang dikemas dalam bentuk yang menyenangkan dan interaktif.
Para peserta tak hanya mendapatkan pengetahuan, tetapi juga berkesempatan menikmati beragam fasilitas menarik seperti snack gratis, doorprize, hingga sertifikat digital.
Materi Praktis: SEO dan Konten Media Sosial yang Relevan
Kabar Jawa Goes to Campus bukan sekadar seminar biasa. Ia hadir sebagai bentuk nyata sinergi antara dunia kampus dan dunia media yang dinamis.
Tujuan utamanya adalah membekali mahasiswa—khususnya generasi Z—dengan keterampilan yang relevan agar mampu menjadi pelaku aktif dalam industri media digital, bukan hanya sebagai penonton atau konsumen informasi.
Dalam kegiatan ini, peserta mendapatkan dua materi utama yang sangat kontekstual. Materi pertama adalah pelatihan penulisan artikel berbasis Search Engine Optimization (SEO), yang bertujuan agar konten yang dibuat dapat menjangkau audiens secara maksimal.
Sementara materi kedua membahas teknik pembuatan konten media sosial yang mampu membangun engagement tinggi, sesuatu yang sangat penting dalam dunia komunikasi digital saat ini.
Pentingnya Kritis dan Tidak Asal Berkomentar
Wakil Dekan Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Fakultas Kehutanan UGM, Ir. Dwiko Budi Permadi, S.Hut., M.Sc., Ph.D. IPU., menyambut positif penyelenggaraan acara ini.
Dalam sambutannya, ia berharap mahasiswa dapat memperluas pemahaman mereka terhadap dunia pemberitaan yang kini semakin kompleks. “Mudah-mudahan kegiatan ini bisa memberikan wawasan yang baik kepada para mahasiswa gen z terutama terhadap model pemberitaan,” ujarnya.
Namun, Dwiko tak hanya bicara soal peluang. Ia juga mengingatkan risiko yang mengintai jika mahasiswa tidak berhati-hati dalam menghadapi informasi. “… sebagai netizen jika kita ikut-ikutan say something without knowledge itu jadi salah satu kecelakaan bagi kita..” tuturnya. Ia mengajak mahasiswa untuk bersikap bijak dalam menanggapi setiap berita yang beredar.
Lebih lanjut, Dwiko memberikan pandangan bahwa tantangan yang akan dihadapi generasi muda ke depan jauh lebih berat daripada yang terlihat saat ini. Maka, kemampuan menyaring informasi, berpikir kritis, dan mengecek ulang kebenaran berita menjadi keterampilan yang wajib dimiliki.
“… penting sekali bagi teman-teman Gen Z yang akan mengalami zaman lebih keras lagi untuk saat ini dan yang akan datang, oleh karena itu bagaimana kita bersikap dengan membuat berita yang baik dengan menerima dan me-recheck berita yang ada …” tambahnya.
Tekanan Dunia Influencer: Antara Algoritma dan Konsistensi Mental
Sementara itu, Sunti Melati, Vice President Serayunews.com, mengangkat isu menarik terkait dunia influencer yang kini banyak digandrungi oleh anak muda. Ia menjelaskan bahwa ada sisi gelap di balik layar glamor para konten kreator.
Tekanan mental akibat tuntutan konten yang terus-menerus, algoritma yang kejam, hingga risiko reputasi yang bisa rusak akibat satu kesalahan, menjadi bagian dari tantangan yang harus siap dihadapi.
Ia menyampaikan, “Ketika hidupmu jadi konten, kamu akan terus dikejar engagement. Apakah kamu siap mental dan konsisten?”
Bangun Portofolio Sejak Kuliah: Jangan Hanya Jadi Penonton
Dari sisi lain, Cacik Gunarti, Direktur Utama KabarJawa.com, memberikan motivasi agar mahasiswa tidak sekadar menjadi pengamat di tengah derasnya arus media. Ia menekankan pentingnya keterlibatan aktif sejak masa kuliah.
Menurutnya, dengan membangun portofolio konten sejak dini, mahasiswa dapat menyiapkan pijakan yang kuat dalam karier di bidang media. “Jangan hanya jadi penonton dari layar. Jadilah bagian dari perubahan. Bangun portofolio kontenmu sejak kuliah,” ucapnya penuh semangat.
Acara ini menjadi bukti bahwa UGM tidak hanya fokus pada pengembangan akademik, tetapi juga pada kesiapan mahasiswa dalam menghadapi tantangan zaman.
Melalui Kabar Jawa Goes to Campus, UGM turut mengambil peran membentuk generasi muda yang melek media, berani mencipta, dan bijak dalam bersuara. Di sinilah terbentuk fondasi penting untuk menciptakan masa depan media yang lebih sehat dan bertanggung jawab.***