
TUGUJOGJA – Kanal YouTube milik Masjid Jogokariyan, salah satu masjid paling populer di Kota Yogyakarta, mendadak diblokir oleh pihak YouTube.
Pihak platform menyatakan kanal tersebut melanggar kebijakan karena dianggap berafiliasi dengan kelompok ekstremis atau kriminal. Namun, pihak Masjid Jogokariyan membantah keras tuduhan tersebut dan menyebutnya tidak masuk akal.
Masjid Jogokariyan menyampaikan kabar pemblokiran itu secara terbuka melalui akun Instagram resminya, @masjidjogokariyan, pada Kamis, 20 Juni 2025.
Dalam unggahannya, pihak masjid mengungkapkan bahwa kanal YouTube mereka yang selama bertahun-tahun menyebarkan dakwah, kajian, dan inspirasi umat, tiba-tiba tidak bisa diakses.
Melalui unggahan yang penuh semangat, pihak takmir Masjid Jogokariyan menyatakan bahwa YouTube menuduh kanal tersebut berafiliasi dengan kelompok ekstremis atau kriminal. Pernyataan tersebut langsung ditanggapi dengan tegas.
“Setelah bertahun-tahun menyebarkan dakwah, kajian, dan inspirasi umat, channel itu kini tidak bisa lagi diakses. Alasannya? Kami dianggap melanggar peraturan YouTube karena berafiliasi dengan kelompok ekstremis atau kriminal. TIDAK MASUK AKAL!!!” tulis akun resmi @masjidjogokariyan.
Mereka menambahkan bahwa jalan dakwah memang tak selalu mulus. Meski dibungkam, semangat menyampaikan kebenaran tidak akan surut.
“Tapi begitulah jalan dakwah. Tak selalu mudah, tak selalu dibiarkan. Namun juga tidak akan pernah padam. Saat suara kebenaran dibungkam, jangan biarkan doamu ikut diam,” lanjut unggahan itu.
Takmir: Kanal Belum Pulih, Dugaan Terkait Konten Palestina
Sekretaris Takmir Masjid Jogokariyan, Haidar Muhammad, membenarkan kabar tersebut saat dikonfirmasi pada Sabtu, 21 Juni 2025 malam. Ia menjelaskan bahwa kanal YouTube tersebut hingga saat ini masih belum dipulihkan.
“Belum (kanal YouTube belum pulih), kita mau bikin baru dulu aja,” kata Haidar saat dihubungi.
Haidar juga menyayangkan tidak sempat mengarsipkan seluruh video yang telah diunggah selama ini, termasuk berbagai live streaming yang memuat kajian dan ceramah dari tokoh-tokoh nasional maupun internasional.
“Cuma ya agak sayang video-video live streaming yang ada di situ kita ndak sempat mengarsipkan. Semoga bisa dipulihkan,” tambahnya.
Haidar menduga bahwa pemblokiran kanal tersebut berkaitan dengan konten terakhir yang mereka tayangkan. Dalam salah satu sesi live streaming terbaru, Masjid Jogokariyan menghadirkan Ustadz Husein Gaza yang dikenal aktif membahas isu Palestina dan perjuangan rakyatnya, termasuk kelompok Hamas.
“Kan terakhir itu agenda live streaming sama Ustadz Husein Gaza. Itu bahas Palestina dan Hamas kayaknya,” ujar Haidar.
Pihak masjid menilai bahwa pembahasan mengenai konflik di Palestina tidak seharusnya dikategorikan sebagai afiliasi dengan kelompok ekstremis. Mereka menilai YouTube telah melakukan penilaian yang keliru dan tidak proporsional.
Pasca pengumuman pemblokiran, ribuan komentar dan dukungan dari warganet terus membanjiri akun Instagram Masjid Jogokariyan.
Banyak pengguna media sosial menyatakan solidaritas dan mengajak masyarakat untuk tetap mendukung perjuangan dakwah yang dijalankan masjid tersebut. Tak sedikit pula yang meminta YouTube untuk meninjau kembali keputusan tersebut.
Tak tinggal diam, Takmir Masjid Jogokariyan langsung bergerak cepat. Mereka menyatakan akan segera membuat kanal YouTube baru agar kegiatan dakwah tetap berjalan. Meski kehilangan ribuan video dan jutaan penonton, mereka tidak akan menyerah.
“Kami akan terus berdakwah, di manapun dan dengan media apapun. Karena dakwah bukan soal kanal, tapi soal komitmen kepada kebenaran,” tegas pernyataan dari Takmir Masjid Jogokariyan.