
TUGUJOGJA — Langit malam di kawasan Candi Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, berhias ribuan cahaya. Cahaya berpendar indah saat ribuan lampion lepas ke udara sebagai puncak perayaan Waisak 2569 BE.
Ribuan umat Buddha dan masyarakat umum menyaksikan momen sakral dan penuh haru ini. Momen ini menjadi simbol pelepasan doa dan harapan untuk kedamaian dunia.
Perayaan akbar yang diselenggarakan oleh Perwakilan Umat Buddha Seluruh Indonesia (WALUBI) ini mengusung tema Tingkatkan Pengendalian Diri dan Kebijaksanaan.
Puncak Perayaan Waisak 2025 di Candi Borobudur
Lebih dari 7.000 peserta dari berbagai daerah hadir, termasuk perwakilan dari majelis-majelis Buddha, tokoh nasional, serta pejabat dari pemerintahan pusat dan daerah.
Suasana kawasan Candi Borobudur berubah menjadi lautan manusia yang penuh semangat spiritual dan kebersamaan. Alunan mantra, aroma dupa, dan cahaya lentera menciptakan atmosfer yang khusyuk sekaligus memukau.
Saat ribuan lampion mulai terbang, tepuk tangan dan sorak kebahagiaan menggema. Mereka mengiringi langit malam yang seketika berubah menjadi lukisan cahaya yang memesona.
Ketua Umum WALUBI, Dra. (HC) S. Hartati Murdaya, mengajak umat Buddha untuk terus meningkatkan pengendalian diri dan kebijaksanaan dalam menghadapi berbagai tantangan zaman demi terciptanya kedamaian dunia.
“Waisak menjadi momentum umat Budha untuk melakukan pengendalian diri dan semakin bijaksana dalam bersikap,” tutur dia.
Menteri Kebudayaan RI, Dr. Fadli Zon, mengungkapkan bahwa ajaran Buddha tentang kasih sayang, ketidakkekalan, dan etika sangat relevan di tengah dunia modern yang penuh ketegangan dan konflik. Ia berharap nilai-nilai ini dapat menjadi pedoman hidup lintas agama dan budaya.
Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Dr. Agus Harimurti Yudhoyono, juga hadir dan menekankan pentingnya menjaga persatuan dan harmoni nasional. Ia menyebut perayaan Waisak sebagai salah satu warisan dunia yang menjunjung tinggi nilai-nilai perdamaian.
Menteri Agama RI, Prof. Dr. Nasaruddin Umar, menyampaikan salam hangat dari Presiden RI Bapak Prabowo Subianto. Ia mengajak umat Buddha untuk merenungi makna spiritual Waisak dalam kehidupan yang penuh dinamika.
Pelepasan lampion di Borobudur bukan hanya menjadi acara keagamaan, tetapi juga simbol harapan bersama untuk masa depan yang lebih damai, penuh toleransi, dan saling menghargai antarsesama manusia. (ef linangkung)