
Sebagai bagian dari rangkaian perayaan Hari Jadi ke-109 Kabupaten Sleman, Pemerintah Kabupaten Sleman kembali menggelar acara doa syukur lintas agama. Pada Senin (12/5/2025) malam, giliran umat Buddha yang menggelar prosesi doa syukur di Vihara Karangdjati, Sinduadi, Mlati, Sleman.
Acara ini dihadiri langsung oleh Bupati Sleman, Harda Kiswaya, beserta jajaran pejabat daerah. Dalam suasana khidmat, umat Buddha yang hadir melangsungkan doa bersama dan ibadah, yang kemudian dilanjutkan dengan prosesi potong tumpeng sebagai bentuk rasa syukur atas perjalanan panjang Kabupaten Sleman.
Bupati Sleman menyampaikan apresiasi kepada umat Buddha atas partisipasi mereka dalam peringatan hari jadi Sleman. Ia juga mengajak seluruh umat Buddha untuk terus bersinergi membangun daerah.
“Saya yakin kehidupan beragama di Kabupaten Sleman ini bisa aman, nyaman dan tentram. Untuk itu, mari bahu-membahu memajukan Kabupaten Sleman,” ujarnya.
Sementara itu, Ketua Vihara Karangdjati, Totok Tejamano, S.Ag atau yang akrab disapa Romo Totok, menyambut baik kehadiran Pemkab Sleman dan perhatian yang diberikan kepada komunitas Buddha di wilayah tersebut.
“Yaitu rumah yang inklusif bagi siapa pun tinggal di sini bisa aman, nyaman, tentram, masyarakatnya sejahtera, bisa rukun membangun Sleman,” imbuh Romo Totok.
Doa syukur lintas agama ini bukan yang pertama. Sebelumnya, umat Nasrani telah melaksanakan doa syukur pada Jumat (25/4/2025) di Goa Maria Jatiningsih, Moyudan. Umat Islam menggelar doa syukur pada Jumat (9/5/2025) di Masjid Agung Wahidin Sudirohusodo Sleman, dan umat Hindu melangsungkan doa syukur pada Senin sore (12/3/2025) di Pura Sri Gading, Margodadi, Seyegan.
Rangkaian doa syukur lintas iman ini mencerminkan semangat toleransi dan kebersamaan di Sleman, menjadikan hari jadi ke-109 tidak hanya sebagai perayaan seremonial, tetapi juga momen reflektif untuk merawat kerukunan dan memperkuat solidaritas antarumat beragama.