
TUGUJOGJA— Aktivitas vulkanik Gunung Merapi terus menunjukkan dinamika signifikan.
Pada Selasa (29/4/2025) dini hari, teramati sebanyak tujuh kali guguran lava pijar dari puncak Merapi, berdasarkan laporan resmi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).
Arah Guguran Lava
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santosa, mengungkapkan bahwa guguran lava tersebut mengarah ke barat daya, tepatnya ke Kali Sat/Putih dan Kali Bebeng, dengan jarak luncur maksimum mencapai 1.600 meter.
“Selama periode pengamatan mulai pukul 00.00 hingga 06.00 WIB, tercatat tujuh kali guguran lava pijar ke arah barat daya. Aktivitas ini merupakan bagian dari dinamika alami Merapi yang saat ini berstatus Level III atau Siaga,” ujar Agus Budi, Selasa pagi.
Dari segi cuaca, kondisi di sekitar Merapi cerah dengan angin tenang ke arah barat. Suhu udara tercatat 15,6°C, kelembapan 81,2%, dan tekanan udara 871,7 mmHg.
Secara visual, gunung tampak jelas dengan asap kawah berwarna putih berintensitas tipis, setinggi sekitar 50 meter dari puncak.
Selain aktivitas guguran lava, selama periode pengamatan juga tercatat 37 kejadian gempa guguran dengan amplitudo 3-19 mm dan durasi 55,22-168,11 detik. 26 kejadian gempa hybrid/fase banyak dengan amplitudo 2-10 mm dan durasi 7,53-13,82 detik.
Agus Budi menambahkan, data pemantauan menunjukkan suplai magma ke permukaan masih berlangsung, sehingga potensi terjadinya awan panas guguran (APG) tetap tinggi di dalam area potensi bahaya.
Rekomendasi BPPTKG
BPPTKG mengeluarkan sejumlah rekomendasi untuk masyarakat, antara lain tidak melakukan aktivitas dalam area potensi bahaya.
Area tersebut adalah berikut.
- Sektor selatan-barat daya sejauh maksimal 5-7 km meliputi Sungai Boyong, Bedog, Krasak, dan Bebeng
- Sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km
“Waspadai bahaya lahar dan APG, terutama saat terjadi hujan di sekitar Merapi,” tambahnya.
Warga juga diminta mengantisipasi kemungkinan gangguan abu vulkanik. Serta kesiapsiagaan untuk mengikuti arahan resmi jika ada perubahan tingkat aktivitas Merapi.
“Masyarakat diimbau tetap tenang, mengikuti informasi dari BPPTKG, dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan,” tegas Agus Budi Santosa.
Gunung Merapi, yang terletak di perbatasan Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah, merupakan salah satu gunungapi paling aktif di dunia. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci utama dalam menghadapi aktivitas vulkanik ini. (ef linangkung)