Kubah Lava Menyusut, Suhu Meningkat: Gunung Merapi Tunjukkan Tanda-Tanda Aktivitas Meningkat

Bagikan :
Gunung Merapi naik suhu, kubah lava menyusut: BPPTKG minta warga tetap siaga. (Dok BPPTKG)

TUGUJOJGA – Gunung Merapi kembali menunjukkan gelagat aktif yang mengundang kewaspadaan tinggi.

Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat bahwa meskipun volume kubah lava di sektor barat daya menyusut, suhu di kedua kubah justru meningkat signifikan. Fenomena ini menjadi sinyal keras bahwa aktivitas vulkanik Merapi belum akan mereda.

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso, mengungkapkan bahwa pihaknya terus memantau dinamika Merapi secara intensif. Ia memastikan seluruh data hasil pengamatan visual, instrumental, hingga pemetaan udara telah dianalisis secara cermat.

“Kami menemukan adanya pengurangan volume kubah barat daya sekitar 66.700 meter kubik, namun suhu di area tersebut justru naik drastis,” ujarnya, Senin (28/7/2025).

Suhu Naik, Guguran Lava Meningkat

Tim survei udara menggunakan drone pada 17 Juli 2025 memotret kondisi aktual Merapi dari udara. Mereka menangkap citra visual dan termal yang mengonfirmasi perubahan mencolok.

Volume kubah lava barat daya turun menjadi 4.011.000 meter kubik, sementara suhu meningkat 2,8°C menjadi 244,9°C. Di saat yang sama, kubah lava tengah malah tumbuh sekitar 1.600 meter kubik menjadi 2.368.900 meter kubik, dengan kenaikan suhu 3,5°C menjadi 218,6°C.

Baca juga  Seluruh Anak Difabel di Kota Yogya Dijamin Dapat Akses Pendidikan Gratis

“Kenaikan suhu ini menunjukkan adanya akumulasi energi panas di dalam tubuh gunung, yang bisa memicu luncuran material secara tiba-tiba,” ujar Agus Budi Santoso.

Selama periode pengamatan 18–24 Juli 2025, BPPTKG mencatat 110 kali guguran lava pijar. Guguran ini terbagi ke empat sektor: satu kali ke arah Kali Boyong sejauh 2.000 meter, 24 kali ke Kali Krasak, 15 kali ke Kali Bebeng sejauh 1.800 meter, dan 70 kali ke arah Kali Sat atau Putih sejauh 2.000 meter.

“Jumlah guguran yang besar ini merupakan indikator kuat adanya suplai magma baru ke permukaan,” tegas Agus.

Masyarakat di sekitar lereng Merapi, terutama sektor barat daya, mulai menunjukkan kecemasan. Meskipun langit pagi dan malam tampak cerah, kabut tebal yang turun saat siang hingga sore menambah suasana mencekam.

Asap putih tipis hingga tebal tampak keluar dari kawah, menyiratkan aktivitas dalam perut Merapi yang terus membara.

Gempa Vulkanik dan Potensi Bahaya Lahar

Data seismik menguatkan analisis visual dan termal. BPPTKG mencatat 20 kali gempa Vulkanik Dangkal, 836 gempa Fase Banyak, 495 gempa Guguran, satu gempa Tremor, dan 14 gempa Tektonik.

Baca juga  Festival Perak 2025 Hidupkan Kembali Kotagede sebagai Sentra Perak dan Kriya Logam

Frekuensi ini jauh lebih tinggi dari minggu sebelumnya. “Kenaikan intensitas kegempaan merupakan bukti bahwa sistem vulkanik Merapi tengah aktif menyuplai energi ke permukaan,” ujar Agus.

Namun, dari sisi deformasi, hasil pengukuran dengan EDM dan GPS tidak menunjukkan perubahan signifikan. Ini menandakan bahwa tekanan belum cukup kuat untuk mendorong letusan eksplosif dalam waktu dekat, tetapi potensi luncuran lava dan awan panas tetap sangat tinggi.

Cuaca kering pada minggu ini memang tidak memicu aliran lahar. Namun, BPPTKG tetap mengingatkan bahaya laten lahar dingin jika hujan mengguyur kawasan puncak. Aliran lahar bisa menyapu wilayah hilir dalam hitungan menit. Warga pun diminta tidak merasa tenang hanya karena hujan belum turun.

BPPTKG menetapkan status Gunung Merapi masih pada tingkat “Siaga”. Artinya, potensi erupsi efusif masih sangat tinggi, terutama dalam bentuk guguran lava dan awan panas.

Daerah potensi bahaya meliputi Sungai Boyong sejauh 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh 7 km, serta Sungai Woro dan Gendol masing-masing sejauh 3–5 km. Jika terjadi letusan eksplosif, material vulkanik bisa meluncur sejauh 3 km dari puncak.

Baca juga  Kemenkumham DIY Gandeng Vokalis Langit Sore Arman Harjo, Edukasi Musisi Yogyakarta tentang Perlindungan Hak Cipta Musik

Imbauan untuk Tetap Waspada

Agus Budi Santoso mengingatkan agar masyarakat tidak melakukan aktivitas apa pun di zona potensi bahaya. Ia juga menegaskan pentingnya kesiapsiagaan warga dan pemerintah daerah.

“Kami merekomendasikan agar Kabupaten Sleman, Magelang, Boyolali, dan Klaten segera meningkatkan kapasitas mitigasi dan mempersiapkan sarana evakuasi,” ujarnya.

BPPTKG juga mengimbau masyarakat untuk mewaspadai bahaya awan panas guguran dan lahar, terutama saat hujan turun di sekitar Merapi. Kemudian mengantisipasi potensi gangguan dari abu vulkanik dan tidak mempercayai informasi selain dari kanal resmi BPPTKG.

Berita Terbaru

kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan
6100584037459545466
Cegah Konflik Sosial, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Mobil Keliling LK3 untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
szabo-viktor-vGE0yrnR9ac-unsplash
Soal dan Jawaban Modul 3.3 Pelatihan Anti Bullying Kemenag 2025
glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash (2)
Cara Verval Ijazah di Info GTK 2025 Sesuai Kemendikbudristek, Cek Selengkapnya di Sini

TERPOPULER

Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
edwin-petrus-btuIQ0cgatc-unsplash
Hal Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Penerapan Experiential Learning? Cek Penjelasan Lengkapnya di Sini