
TUGUJOGJA – Polemik terkait hibah tanah seluas 8 hektare dari Pemerintah Kabupaten Gunungkidul kepada Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) kian memanas.
Teranyar, muncul aduan dari kalangan atlet lokal yang harus membayar biaya jika ingin menggunakan fasilitas kampus UNY Gunungkidul untuk latihan menjelang Pekan Olahraga Daerah (Porda), di mana Gunungkidul menjadi tuan rumah.
Pernyataan Kekecewaan
Ketua Komisi B DPRD Gunungkidul, Ery Agustin, menyatakan kekecewaannya dan menyebut keputusan hibah tersebut kini menjadi penyesalan.
Pasalnya, tak hanya tidak ada imbal balik dalam bentuk kuota khusus mahasiswa dari Gunungkidul, akses terhadap fasilitas kampus pun sulit.
“Ya, ini keterlaluan. Tanah kita hibahkan cuma-cuma, 8 hektare, nilainya dulu sekitar Rp6 miliar. Sekarang anak-anak kita mau latihan malah disuruh bayar, bahkan harus minta izin ke rektor segala,” ujarnya geram, Selasa (29/4/2025).
Ery menyayangkan tidak terealisasinya janji awal bahwa kehadiran kampus UNY akan meningkatkan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Gunungkidul.
Ia bahkan menyebut Gunungkidul merasa dibohongi. Oleh karena itu, DPRD mendorong Pemkab untuk mengevaluasi hibah tersebut.
“Kami minta bagian hukum mengkaji, apakah hibah bisa ditarik kembali atau dialihkan jadi sewa, seperti di Kulon Progo. Kita tidak mau dimanfaatkan tanpa imbal balik yang jelas untuk rakyat Gunungkidul,” tegasnya.
Upaya agar UNY di Gunungkidul Memberi Manfaat
Senada, Ketua DPRD Gunungkidul, Endang Sri Sumiyartini, menyebut pihaknya akan segera memanggil pihak UNY untuk meminta klarifikasi dan mendesak adanya kuota khusus bagi siswa asal Gunungkidul, khususnya pemegang Kartu Indonesia Pintar (KIP).
“Ya harus ada kuota khusus bagi siswa kita, terutama yang berprestasi dan membutuhkan. Kami akan panggil UNY dan bahas ini secara resmi,” tegas Endang.
Sementara itu, Bupati Gunungkidul, Endah Subekti Kuntariningsih, sebelumnya menyatakan bahwa Pemkab tengah mengupayakan agar warga Gunungkidul mendapatkan manfaat nyata dari keberadaan kampus UNY, termasuk usulan kuota mahasiswa daerah.
“Awal bulan ini kami bertemu dengan para guru besar UNY asal Gunungkidul di rumah dinas. Kami harap ke depan mereka ikut aktif berkontribusi untuk kemajuan daerah, khususnya dalam bidang pendidikan dan SDM,” ujar Endah.
Ia juga mengingatkan bahwa tanah tempat berdirinya kampus UNY di Gunungkidul adalah hasil hibah dari Pemkab, sehingga wajar jika daerah meminta kontribusi konkret dari pihak kampus.
“Kami akan mohon agar warga Gunungkidul dapat kuota khusus masuk UNY. Ini penting untuk dorong peningkatan IPM kami,” pungkasnya.
Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Gunungkidul, Supriyanto memberi tanggaan tentang atlit harus membayar sejumlah uang ketika hendak latihan di gedung milik UNY yang berada di Kapanewon Semanu. Namun, dia menduga karena memang UNY sebagai BHMN sehingga ada tarifnya.
‘Kalau bayar iya mas…sesuai UNY sbg BHMN, ada tarifnya,” kata Supriyanto melalui pesan singkatnya.
Untuk istilah mempersulit, Supriyanto menambahkan mungkin maksudnya adalah harus pesan dulu 3 hari sebelum memakai karena tidak bisa mendadak langsung pakai fasilitas UNY. (ef linangkung)