
TUGUJOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta terus berupaya menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat melalui pelaksanaan program padat karya kebersihan.
Salah satu fokus utamanya adalah membersihkan aliran sungai dari sampah dan limbah, sekaligus memberdayakan masyarakat serta menekan angka pengangguran.
Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, menyatakan bahwa sampah liar, termasuk yang berada di sungai-sungai, masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Pemkot.
Untuk itu, program padat karya akan diarahkan pada pembersihan sungai secara langsung oleh masyarakat.
“Arahan saya lebih ke padat karya. Supaya anggaran yang ada bisa dinikmati oleh masyarakat banyak dan kita bisa menciptakan lingkungan yang bersih,” ujar Hasto dalam rapat koordinasi penanganan sampah beberapa waktu lalu.
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antar-organisasi perangkat daerah (OPD) dalam menyusun perencanaan dan penganggaran kegiatan padat karya.
Pembersihan sungai dan lingkungan harus menjadi program terencana yang bisa dijalankan secara berkelanjutan.
Sinergi Antarinstansi dan Masyarakat Jadi Kunci
Pada tahap awal penanganan sampah, Pemkot Yogyakarta telah berhasil mengosongkan depo dan mulai menerapkan pengelolaan sampah real-time.
Di tahap selanjutnya, Pemkot akan mendorong perubahan perilaku masyarakat agar lebih peduli dalam memilah sampah sejak dari sumbernya.
“Kami akan bekerja sama dengan berbagai perguruan tinggi agar mahasiswa turut berkontribusi melalui program berkelanjutan bertema kebersihan lingkungan dan kesehatan,” tambah Hasto.
Sementara itu, Sekretaris Daerah Kota Yogyakarta, Aman Yuriadijaya, mengatakan bahwa Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) telah menyusun pergeseran anggaran untuk mendukung padat karya berbasis kewilayahan.
Program ini akan dikoordinasikan oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Dinsosnakertrans).
“Padat karya akan dimanfaatkan untuk kebersihan trotoar dan sungai sesuai arahan wali kota,” ungkap Aman.
Saat ini Kota Yogyakarta telah memiliki 689 bank sampah berbasis RW, yang akan menjadi bagian dari gerakan pengurangan sampah dari hulu.
Kepala Bidang Pengembangan Tenaga Kerja dan Transmigrasi Dinsosnakertrans, Erna Nur Setyaningsih, menyampaikan bahwa anggaran padat karya sudah dialokasikan untuk 14 lokasi, dengan besaran sekitar Rp 50 juta per titik atau total Rp 700 juta.
Lokasi dan output kegiatan ditentukan bersama Dinas Pekerjaan Umum Perumahan dan Kawasan Permukiman (PUPKP) Kota Yogyakarta.
“Saat ini masih dalam tahap perencanaan dan persiapan. Kami terus koordinasi dengan PUPKP untuk kesiapan lokasi pelaksanaan padat karya kebersihan,” kata Erna, Senin (21/4/2025).
Dengan kolaborasi lintas sektor ini, diharapkan program padat karya tak hanya mampu menjaga kebersihan lingkungan, tetapi juga menjadi solusi konkret dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat.***