
TUGUJOGJA – Festival musik tahunan Prambanan Jazz Festival 2025 sukses mencatat sejarah baru. Selama tiga hari penyelenggaraan pada 4–6 Juli 2025, sebanyak 76 ribu penonton memadati area Candi Prambanan, menjadikannya sebagai gelaran dengan jumlah pengunjung terbanyak sepanjang sejarah pelaksanaannya.
Capaian ini melesat 55 persen dibanding tahun sebelumnya yang hanya mencapai 49 ribu penonton.
Direktur Utama InJourney Destination Management, Febrina Intan, menyatakan kebanggaannya atas pencapaian ini.
“Kami bersyukur, Prambanan Jazz Festival tahun ini berdampak luar biasa. Ini bukan hanya panggung musik, tetapi juga panggung ekonomi rakyat,” ujarnya dalam konferensi pers di Yogyakarta, Minggu, 6 Juli 2025.
Magnet Wisata Baru dengan Efek Ekonomi Nyata
Sebagian besar penonton, sekitar 70 persen, berasal dari luar Yogyakarta. Arus kedatangan pengunjung dari berbagai penjuru Tanah Air dan mancanegara itu membawa dampak ekonomi yang signifikan bagi masyarakat setempat. Hotel-hotel penuh, transportasi lokal meningkat, dan deretan UMKM kuliner kebanjiran pelanggan.
InJourney mencatat lonjakan transaksi di sektor ekonomi kreatif. Warung makan, pedagang oleh-oleh, hingga pengemudi transportasi daring mengaku omzet mereka naik tajam.
“Gelombang penonton ini menghadirkan efek domino yang terasa nyata pada denyut ekonomi lokal,” tegas Febrina.
Tak hanya sektor kuliner dan transportasi, keberadaan Pasaraya UMKM yang dikurasi khusus untuk festival ini juga menjadi etalase potensi lokal. Puluhan pelaku usaha mikro dan kreatif memanfaatkan momentum tersebut untuk menjangkau pasar yang lebih luas.
Panggung Musik, Ruang Pertemuan Budaya Dunia
Panggung Prambanan Jazz 2025 menyuguhkan perpaduan antara keindahan musik dan megahnya warisan budaya. Selama tiga hari, penonton dimanjakan oleh penampilan musisi lintas genre.
Mulai dari nama-nama besar dalam negeri seperti Dewa 19, Ari Lasso, Raisa, Kahitna, hingga Maliq & D’Essentials dan Pamungkas, turut meramaikan malam Prambanan dengan penampilan energik dan penuh nostalgia.
Salah satu momen paling dinanti adalah penampilan EAJ, bintang K-Pop yang tampil dua hari berturut-turut dan sukses menyedot ribuan penggemar muda. Namun sorotan terbesar datang dari Kenny G, maestro saksofon dunia, yang menutup festival dengan suguhan musik yang menyentuh hati.
“Kita tidak akan lupa dengan Candi Prambanan. Ini pengalaman yang tidak terlupakan. Latar belakang candi yang menakjubkan, menjadi pertunjukan yang sangat unik. Kita tidak bisa mendapat pemandangan seperti ini di tempat lain,” kata Kenny G dalam sambutan penuh haru.
Tema “Sebelas Selaras”, Tegaskan Komitmen Budaya
Tahun ini, Prambanan Jazz Festival mengusung tema Sebelas Selaras, sebagai penanda tahun ke-11 penyelenggaraan.
Tema tersebut dipilih untuk menggambarkan harmoni antara musik, budaya, dan pelestarian warisan sejarah. Festival ini bukan sekadar ajang hiburan, tetapi juga upaya diplomasi budaya yang inklusif.
InJourney turut menghadirkan instalasi seni kolaboratif bersama duo seniman Yogyakarta, Indieguerillas, yang terinspirasi dari relief Pohon Hayat (kalpataru) di kompleks Candi Prambanan.
Program kreatif seperti kampanye #BerkainKePJF pun menjadi bagian dari narasi besar festival yang mendorong pelestarian tradisi secara modern.
Strategi Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Direktur Utama InJourney, Maya Watono, menyebutkan bahwa festival ini memiliki peran penting dalam mengembangkan pariwisata di wilayah Yogyakarta dan Jawa Tengah.
Ia menilai Prambanan Jazz telah menjadi magnet baru yang menggabungkan potensi musik dan budaya dalam satu paket destinasi unggulan.
“Dampaknya juga sangat besar terhadap perputaran ekonomi lokal, khususnya menciptakan multiplier effect bagi UMKM dan ekosistem pariwisata. Ini akan mendorong pertumbuhan ekonomi nasional,” jelas Maya.
Pihak penyelenggara juga memastikan bahwa seluruh kegiatan tetap menjaga kelestarian situs warisan dunia tersebut.
Area inti Candi Prambanan ditutup untuk umum selama festival berlangsung guna mencegah kerusakan, sementara manajemen keramaian dikelola secara profesional agar wisatawan reguler tetap dapat menikmati keindahan candi.
Lebih dari Sekadar Festival
Prambanan Jazz Festival 2025 hadir bukan hanya sebagai perayaan musik, tetapi juga sebagai bentuk nyata sinergi antara hiburan, ekonomi kreatif, dan pelestarian budaya.
Di tengah derasnya arus modernitas, festival ini menegaskan bahwa warisan sejarah seperti Candi Prambanan tetap dapat menjadi pusat interaksi budaya yang hidup dan relevan.
Dengan konsep yang matang dan dampak luas yang ditimbulkan, Prambanan Jazz Festival tahun ini kembali membuktikan diri sebagai salah satu ajang musik paling bergengsi di Indonesia dan Asia Tenggara.