Hanum Destiyanti, Siswi Karangmojo yang Taklukkan FLS2N dengan Tulisan Jujur dan Menggetarkan Hati

Bagikan :
Hanum Destiyanti/Foto SMAN 1 Karangmojo

TUGUJOGJA – Nama Hanum Destiyanti Nugroho kini menggema di lorong-lorong SMA Negeri 1 Karangmojo. Siswi kelas XII ini berhasil menorehkan prestasi gemilang dengan meraih Juara 2 Lomba Jurnalistik Festival Lomba Seni dan Sastra Nasional (FLS2N) tingkat Provinsi DIY tahun 2025.

Hanum menaklukkan ajang tersebut dengan tulisan-tulisan yang menelanjangi realitas sosial dari sudut pandang warga pinggiran. Ia menulis dengan gaya jujur dan penuh empati hingga dewan juri terpukau.

Hanum Destiyanti Angkat Kisah Pelajar Tunarungu

Hanum memulai langkahnya dari seleksi tingkat kabupaten. Ia menulis karya jurnalistik berjudul kisah Arya, seorang siswa tunarungu wicara dari SLB Krida Mulya 1 Rongkop yang menjuarai lomba tenis meja tingkat provinsi.

Hanum mengaku mengetahui kisah Arya karena rumah mereka berdekatan. Ibunya yang pertama kali memberitahu tentang anak penyandang tunarungu wicara yang menorehkan prestasi itu.

“Saya mengetahui kisah inspirasi ini karena dekat dengan rumah, diberitahu ibu bahwa ada anak penyandang tunarungu wicara yang berhasil menjuarai lomba tenis meja,” kata Hanum saat ditemui usai pengumuman lomba.

Hanum tidak hanya mengangkat sisi inspiratif Arya sebagai penyandang disabilitas. Ia juga menyinggung isu inklusi pendidikan, semangat pantang menyerah, dan ketimpangan akses di wilayah pelosok dalam tulisannya.

Hanum Guncang Provinsi dengan Tulisan Bertema Budaya dan Teknologi

Setelah lolos tingkat kabupaten, Hanum mewakili Gunungkidul di FLS2N Provinsi DIY. Ia menulis karya berjudul “Membeli Tradisi, Membayar dengan Modernisasi”, yang langsung menarik perhatian juri.

Baca juga  Ribuan Siswa SMP/Sederajat Ikuti ASPD, Sejumlah Sekolah di Gunungkidul Gelar Dua Sesi Ujian

Hanum menggambarkan perubahan sistem transaksi di pasar tradisional Kota Gedhe, wilayah selatan Yogyakarta. Ia menulis bagaimana para pedagang mulai menerima pembayaran digital seperti QRIS dan dompet elektronik, tanpa meninggalkan nuansa khas seperti menawar dengan bahasa Jawa halus.

Hanum mengamati pedagang masih menjual jenang, gethuk, dan jadah, namun pembelinya kini banyak yang membayar dengan QRIS. Namun ia juga mencatat masih banyak pedagang yang menutup diri terhadap pembayaran digital.

“Tema itu datang dari apa yang saya lihat sendiri di pasar tradisional Kota Gedhe. Ada pedagang yang tetap menjual jenang, gethuk, dan jadah, tapi sekarang dibayar pakai QRIS. Saya pikir, ini fenomena yang menarik dan perlu dicatat,” kata Hanum mantap.

Tulisan tersebut memikat juri karena Hanum menyatukan pendekatan jurnalistik dengan isu modernisasi dan budaya lokal secara seimbang.

“Alhamdulillah, kemarin pada lomba tingkat provinsi saya berhasil meraih Juara 2 untuk lomba jurnalistik,” kata Hanum dengan mata berbinar.

Hanum Meniti Jalan Jurnalistik dari Nol

Hanum mengaku mengenal lomba jurnalistik setelah gagal mengikuti O2SN. Ia mendapat informasi dari guru ekstrakurikulernya, Pak Kismaya, tentang lomba jurnalistik FLS2N.

“Awalnya saya mau mengikuti O2SN, namun gagal. Terus saya diberitahu guru ekstrakurikuler saya, Pak Kismaya, terkait adanya lomba tersebut,” ujar Hanum.

Baca juga  Tingkat Kegemaran Membaca Kota Yogyakarta Capai Skor Tinggi, Perpustakaan Guntur Berdaya Lolos Final DIY 2025

Hanum mengakui perjuangannya berat. Ia belum terbiasa meliput langsung, tetapi karena latihan peliputan sejak kelas 1 di ekstrakurikuler jurnalistik, ia akhirnya mampu menulis dengan tajam dan mengalir.

“Awalnya masih bingung, namun saat ekstrakurikuler sering diminta melakukan peliputan kegiatan sejak kelas 1, jadi mulai terbiasa,” tuturnya.

Hanum tidak ingin berhenti di sini. Ia ingin terus menulis, mendalami dunia jurnalistik, dan kelak kuliah di jurusan komunikasi atau sastra.

“Saya ingin belajar lebih banyak soal jurnalistik. Suatu hari, saya ingin kuliah di jurusan komunikasi atau sastra. Dan kalau bisa, menulis di media besar atau membuat portal berita sendiri tentang desa-desa,” kata Hanum dengan tatapan penuh mimpi.

Hanum berharap kisahnya bisa memotivasi pelajar lain di Gunungkidul, terutama mereka yang berasal dari pinggiran. Meskipun hanya dari desa namun tulisan mereka bisa sampai ke mana saja.

“Cerita kita juga penting untuk didengar,” tutup Hanum.

Hanum sebagai Inspirasi Sekolah

Kepala SMA Negeri 1 Karangmojo, Siti Zumrotul Arifah, S.Pd., M.Pd., mengaku bangga atas capaian Hanum. Ia berharap semangat Hanum menular ke siswa lain.

“Prestasi yang diraih Hanum tentu saja membuat bangga seluruh warga sekolah. Harapan kami, prestasi ini bisa diikuti oleh teman-temannya yang lain,” kata Siti Zumrotul.

Baca juga  Link Download Juknis Panduan MPLS TA 2025/2026 PDF, Cek Link Berikut Ini

Sekolah terus mengembangkan program literasi melalui ekstrakurikuler jurnalistik dan Festival Bulan Bahasa. Dalam festival itu, siswa mengikuti workshop penulisan feature hingga menghasilkan buku kumpulan karya siswa yang menambah koleksi perpustakaan.

“Tahun kemarin, kami mengadakan workshop penulisan feature dan menghasilkan buku kumpulan tulisan siswa. Setiap tahun ada karya siswa yang dibukukan, mulai dari puisi hingga cerpen,” ungkap Siti.

Namun, Siti menilai tantangan terbesar bukan pada teknis menulis, melainkan kurangnya rasa percaya diri siswa. Oleh karena itu, sekolah menjalankan program GELAS BATIK (Gerakan Literasi Berbasis TIK), membaca 15 menit sebelum pembelajaran untuk menumbuhkan kebiasaan berpikir dan menulis.

“Kegiatan ini akan menambah wawasan siswa sebagai bekal untuk menulis dalam jangka panjang,” jelasnya.

Siti mengungkapkan Hanum aktif menulis di buletin sekolah. Tulisan Hanum yang menyinggung transaksi QRIS di pasar tradisional dinilai menggabungkan tradisi dan modernitas dengan apik.

Ke depan, sekolah akan menghidupkan kompetisi internal untuk membina bakat siswa di bidang nonakademik. Ia juga berharap Hanum bisa menjadi mentor bagi adik-adik kelas.

“Setelah Hanum meraih prestasi ini, harapan kami dia bisa terus mengembangkan diri dan menjadi mentor bagi adik-adik kelas maupun teman-temannya. Semoga ini jadi titik awal tumbuhnya semangat menulis di lingkungan sekolah,” kata Siti. (ef linangkung)

Berita Terbaru

6102493038753466100
Disundul dari Belakang saat Menunggu Lampu Merah, Siswi di Gunungkidul Dilarikan ke Rumah Sakit
Link Tiket Konser Blackpink Jakarta 2025
Rundown Cherrypop Fest 2025: Info Susunan Acara hingga Open Gate Konser
malioboro
Reresik Malioboro: Aksi Kolaborasi Wujudkan Yogyakarta Bersih, Nyaman, dan Harmonis
kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan

TERPOPULER

Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
edwin-petrus-btuIQ0cgatc-unsplash
Hal Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Penerapan Experiential Learning? Cek Penjelasan Lengkapnya di Sini
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan