Jawaban Reflektif PSE: Menghidupkan Nilai Sosial Emosional dalam Peran Guru sebagai Teladan

Bagikan :
Ilustrasi Jawaban Reflektif PSE: Menghidupkan Nilai Sosial Emosional dalam Peran Guru sebagai Teladan/Unsplash

TUGUJOGJA – Contoh jawaban terbaik untuk cerita reflektif Modul 2 PSE PPG 2025. Pelajari bagaimana guru bisa merancang pembelajaran yang mencerminkan nilai empati, mindfulness, compassion, dan critical inquiry dalam kelas.

Menjadi Teladan: Lebih dari Sekadar Peran Formal

Dalam dunia pendidikan, guru bukan hanya sebagai pengajar, tetapi juga figur penting yang menjadi panutan.

Dalam Modul 2 Pembelajaran Sosial Emosional (PSE) PPG 2025, guru diajak untuk lebih memahami peran ini melalui pendekatan berbasis empati, kesadaran penuh (mindfulness), kasih sayang (compassion), dan berpikir kritis (critical inquiry).

Konsep ini tidak hanya menjadi teori, tetapi perlu diimplementasikan dalam bentuk nyata di dalam ruang kelas.

Kisah di Balik Ruang Kelas: Ketika Guru Harus Mendengarkan Lebih Dalam

Pengalaman mengajar saya di mata pelajaran Pendidikan Pancasila membawa saya pada satu pemahaman penting: pembelajaran tidak akan bermakna jika hanya bersifat satu arah dan kognitif.

Pada suatu sesi diskusi kelas, seorang siswa tampak tidak terlibat, menunjukkan sikap acuh. Namun daripada langsung menegur, saya memilih mendekatinya secara pribadi.

Baca juga  Air Desa Itu Apa? Ini Penjelasan Lengkap Jawaban Teka-teki MPLS Terbaru 2025

Kami berbincang tanpa tekanan. Di sinilah saya memahami pentingnya mendengarkan tanpa menghakimi. Rupanya, ia tengah menghadapi konflik dalam keluarganya yang cukup menguras emosi. Ini menjadi titik balik bagi saya untuk menerapkan compassion dan mindfulness dalam berinteraksi dengan siswa.

Merancang Pembelajaran Sosial Emosional yang Relevan dan Bermakna

Setelah kejadian itu, saya menyusun ulang strategi pembelajaran saya. Fokusnya bukan lagi sekadar transfer pengetahuan, tetapi juga pembentukan karakter. Saya mengangkat tema pembelajaran “Nilai-Nilai Kemanusiaan dalam Kehidupan Sehari-hari”.

Pembelajaran kami dimulai dengan sesi refleksi singkat, di mana siswa diajak mengekspresikan perasaan mereka secara terbuka. Selanjutnya, kami menyaksikan video dokumenter mengenai kondisi anak-anak terdampak bencana alam. Momen ini memunculkan berbagai reaksi emosional yang menjadi bahan diskusi kelompok.

Topik yang dibahas kemudian berkembang menjadi diskusi yang lebih luas: apa peran masyarakat dan negara dalam menciptakan keadilan sosial? Murid-murid bukan hanya belajar tentang sila kedua Pancasila, tetapi juga belajar mengasah empati dan berpikir kritis terhadap realitas sosial di sekitar mereka.

Baca juga  Kapan Pendaftaran STAN 2025 Dibuka? Ini Jadwal & Syarat Daftar Online PKN STAN 2025/2026

Dampak Langsung di Kelas

Yang membuat saya terharu, beberapa siswa secara sukarela menulis surat dukungan kepada anak-anak korban bencana. Bukan karena tugas, tapi karena dorongan hati. Sebuah bukti bahwa pendekatan sosial emosional mulai membentuk karakter mereka.

Saya menyadari bahwa nilai-nilai seperti empati dan kasih sayang tidak bisa ditanamkan hanya lewat ceramah. Mereka tumbuh melalui pengalaman dan keteladanan.

Guru Sebagai Cerminan Nilai-Nilai yang Diajarkan

Peran sebagai guru menuntut saya untuk tidak hanya memahami teori pembelajaran sosial emosional, tetapi juga mewujudkannya secara konsisten. Sikap saya, reaksi saya terhadap situasi, hingga cara saya memperlakukan siswa menjadi contoh langsung yang diamati dan ditiru.

Menjadi teladan berarti hadir secara penuh, menjadi pribadi yang peduli, dan terbuka terhadap dinamika emosi yang ada di kelas.

Melalui pendekatan sosial emosional, saya belajar bahwa pendidikan sejati tidak hanya mencetak murid yang cerdas secara akademik, tetapi juga yang matang secara emosional dan sosial.

Dalam konteks PPG 2025, penerapan nilai Empathy, Mindfulness, Compassion, dan Critical Inquiry bukanlah sekadar konsep, tetapi fondasi untuk membangun generasi berkarakter.***

Baca juga  Makhluk Apa yang Bisa Dipanggil Sakura Haruno? Update Kunci Jawaban MLBB X Naruto

 

Berita Terbaru

6100584037459545466
Cegah Konflik Sosial, Pemkot Yogyakarta Luncurkan Mobil Keliling LK3 untuk Perkuat Ketahanan Keluarga
szabo-viktor-vGE0yrnR9ac-unsplash
Soal dan Jawaban Modul 3.3 Pelatihan Anti Bullying Kemenag 2025
glenn-carstens-peters-npxXWgQ33ZQ-unsplash (2)
Cara Verval Ijazah di Info GTK 2025 Sesuai Kemendikbudristek, Cek Selengkapnya di Sini
cash-7406000_1280 (1)
Pencairan Bansos PKH dan BPNT Tahap 3 Agustus Kapan? Cek Info dan Cara Cek Penerima
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar

TERPOPULER

blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
pembelajaran-emosional
Tujuan Pembelajaran Sosial Emosional, Kenapa Penting untuk Anak?