
TUGUJOGJA – Simak penjelasan dan temukan contoh jawaban studi kasus PPG Kemenag 2025. Contoh studi kasus PPG PAI 2025 merupakan bagian dari tes esai yang harus dikerjakan oleh guru.
Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Dalam Jabatan tahun 2025 dirancang untuk memperkuat profesionalisme guru, khususnya bagi guru Pendidikan Agama Islam (PAI).
Dalam pelaksanaan Ujian Pengetahuan (UP), salah satu komponen penting adalah Studi Kasus Reflektif (SKR).
Artikel ini akan membahas pengertian SKR, tujuannya, serta menyajikan contoh jawaban studi kasus PPG Kemenag 2025 untuk guru PAI sebagai referensi dalam mempersiapkan ujian.
Apa Itu Studi Kasus Reflektif (SKR) dalam PPG PAI Kemenag?
Studi Kasus Reflektif (SKR) adalah bagian dari evaluasi PPG Dalam Jabatan yang menuntut guru untuk menganalisis permasalahan nyata dalam proses pembelajaran, kemudian merumuskan solusi berbasis pemikiran reflektif dan profesionalisme sebagai pendidik.
Dalam konteks PPG PAI Kemenag 2025, SKR dirancang untuk menguji kemampuan guru dalam:
- Mengidentifikasi masalah autentik di kelas
- Menganalisis penyebab dan dampak masalah
- Menyusun solusi berbasis pendekatan pedagogis dan nilai-nilai keislaman
- Menerapkan solusi dalam pembelajaran aktual
- Merefleksikan hasil tindakan perbaikan
Tujuan Penugasan SKR bagi Guru PAI
SKR bukan hanya tugas administratif. Ini adalah bagian dari asesmen kompetensi profesional dan pedagogik yang penting bagi guru. Tujuannya antara lain:
- Mengembangkan kesadaran reflektif terhadap praktik pembelajaran.
- Menumbuhkan sikap ilmiah dalam mencari solusi dari masalah pembelajaran.
- Menanamkan nilai-nilai keislaman dalam pendekatan pengajaran.
- Menguatkan peran guru sebagai fasilitator pembelajaran yang aktif, kreatif, dan solutif.
Contoh Jawaban Studi Kasus Reflektif PPG Kemenag 2025
1. Mengidentifikasi Masalah Nyata di Kelas
Pada awal semester ini, saya mengajar kelas 1 PAI SD dengan materi “Rukun Islam dan Rukun Iman”. Kondisi ideal yang diharapkan adalah siswa mampu:
- Menyebutkan lima rukun Islam dan enam rukun Iman dengan benar.
- Menunjukkan pemahaman melalui kegiatan aktif menggunakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD).
Namun, kondisi aktual yang terjadi berbeda. Banyak siswa:
- Kurang aktif dalam mengerjakan LKPD.
- Memberikan jawaban yang tidak lengkap.
- Menyalin dari teman tanpa memahami materi.
GAP yang muncul:
- Rendahnya keterlibatan aktif siswa dalam pembelajaran.
- Kurangnya pemahaman terhadap materi ajar.
Analisis penyebab masalah:
- LKPD yang digunakan terlalu sulit dipahami untuk anak usia dini.
- Minimnya variasi aktivitas pembelajaran dalam LKPD, sehingga siswa cepat bosan.
- Kurangnya pendampingan intensif dari guru saat siswa mengerjakan LKPD.
2. Solusi dari Masalah Tersebut
Sebagai upaya penyelesaian, saya melakukan perbaikan pada tiga aspek utama:
a. Revisi LKPD
Saya menyederhanakan isi LKPD dengan:
- Bahasa yang lebih sederhana.
- Penambahan elemen visual seperti gambar berwarna dan ikon yang familiar bagi siswa.
- Menyisipkan aktivitas menggambar dan mewarnai terkait rukun Islam dan Iman.
Langkah ini bertujuan untuk menarik minat dan meningkatkan pemahaman siswa secara visual dan kinestetik.
b. Pembelajaran Kelompok Kecil
Saya membagi siswa menjadi kelompok kecil berisi 4-5 anak. Dalam kelompok ini:
- Siswa dapat berdiskusi dan belajar bersama.
- Siswa yang lebih cepat memahami materi membantu temannya.
- Saya berkeliling memberikan pendampingan langsung ke setiap kelompok.
c. Intervensi Langsung dan Umpan Balik
Saya memberikan bimbingan langsung kepada siswa yang mengalami kesulitan serta memberikan umpan balik positif secara langsung. Hal ini meningkatkan motivasi dan kepercayaan diri siswa.
3. Refleksi dan Evaluasi Hasil Tindakan
Setelah menerapkan strategi di atas selama dua minggu, saya melakukan evaluasi dan refleksi terhadap pembelajaran:
- Peningkatan signifikan terjadi pada keterlibatan siswa. Mereka lebih aktif saat belajar.
- LKPD yang baru lebih disukai dan mudah dipahami.
- Siswa mampu menyebutkan rukun Islam dan Iman dengan percaya diri.
- Guru memperoleh wawasan baru bahwa pendekatan visual dan kolaboratif sangat penting di kelas awal.
Saya juga mendokumentasikan proses perubahan ini dalam jurnal refleksi harian dan menjadi bahan diskusi dalam forum guru PAI di sekolah.
Tips Menyusun Jawaban SKR PPG PAI Kemenag 2025
Berikut beberapa tips penting agar jawaban Anda sesuai dengan standar penilaian penguji:
1. Gunakan Bahasa Reflektif
Hindari sekadar narasi kronologis. Sertakan analisis dan refleksi mendalam atas tindakan Anda.
2. Fokus pada Masalah Autentik
Ceritakan situasi nyata yang relevan dengan konteks kelas dan level siswa Anda.
3. Tampilkan Solusi Inovatif dan Islami
Sertakan nilai-nilai Islam seperti kerja sama, kasih sayang, dan kesabaran dalam proses pembelajaran.
4. Buat Struktur Esai yang Jelas
Gunakan format: Identifikasi Masalah – Solusi – Refleksi – Evaluasi.
5. Kaitkan dengan Teori dan Kurikulum
Jika memungkinkan, hubungkan langkah Anda dengan teori pendidikan Islam atau Kurikulum Merdeka.
Studi Kasus Reflektif (SKR) dalam PPG PAI Kemenag 2025 adalah peluang bagi guru untuk menunjukkan kemampuan profesional, empati, dan inovasi dalam pembelajaran.
Melalui artikel ini, Anda tidak hanya mendapatkan contoh jawaban studi kasus PPG Kemenag 2025, tetapi juga pemahaman tentang cara menyusun SKR yang berkualitas.
Terus asah kemampuan reflektif Anda, dan jadikan setiap tantangan di kelas sebagai langkah menuju peningkatan mutu pembelajaran.
***