
TUGUJOGJA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas pemerintah untuk siswa sekolah menengah kejuruan sejatinya merupakan upaya strategis dalam pemenuhan gizi pelajar.
Namun di SMKN 4 Yogyakarta, program ini justru menuai keluhan karena kualitas makanan yang dinilai memburuk, bahkan ditemukan mengandung ulat.
Kabar terbaru menyebutkan bahwa sejumlah siswa menemukan ulat dalam makanan MBG yang dibagikan di sekolah tersebut. Temuan ini bukan yang pertama kali terjadi.
Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SMKN 4 Yogyakarta, Widiatmoko Herbimo, mengatakan kejadian serupa telah berulang sebanyak enam hingga tujuh kali.
“Saya punya fotonya. Cuma satu memang, tapi ini bukan pertama kalinya,” ujarnya.
Widiatmoko menambahkan, selain ulat, pihak sekolah juga mencatat keluhan mengenai makanan basi dan buah-buahan yang sudah membusuk. Akibat kondisi ini, banyak siswa menjadi enggan mengonsumsi makanan dari program MBG.
“Ada yang pernah makan, lalu nemu ulat. Sejak itu nggak mau makan MBG lagi sampai sekarang. Kalau dikasih makan di rumah masih mau, tapi kalau tahu itu dari MBG, langsung ditolak,” tuturnya.
Respon Sekolah dan Pihak Terkait
Kepala SMKN 4 Yogyakarta, Nurlatifah Hidayati, mengakui adanya temuan ulat dalam satu paket makanan pada minggu lalu. Ia menyebut kasus tersebut sudah dilaporkan kepada Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sorosutan.
“Kalau hanya dari 1.258 (paket) ada satu yang kena, apes aja anak itu walau takut. Memang ada ulat tapi tidak masif, hanya satu,” katanya.
Sebagai langkah cepat, makanan yang terkontaminasi langsung diganti dengan paket cadangan dari siswa yang tidak masuk.
Terkait keluhan makanan basi, Nurlatifah menjelaskan bahwa beberapa siswa tidak segera mengonsumsi makanan karena padatnya jadwal kegiatan sekolah. Ia pun telah menyampaikan saran kepada penyedia katering agar memilih jenis sayuran yang lebih tahan lama.
“Umur sayur kan terbatas ya, kalau makan kadang telat terus basi. Saya kasih masukan ke badan gizi dan katering, pilihan sayurnya kira-kira bisa (tahan) agak panjang,” pungkasnya.
Desakan Dihentikan Sementara
Dengan akumulasi berbagai temuan tersebut, pihak sekolah kini mendorong agar program MBG dihentikan sementara waktu khususnya untuk SMKN 4 Yogyakarta.
Harapannya, evaluasi menyeluruh bisa dilakukan agar kualitas makanan kembali terjamin dan kepercayaan siswa terhadap program ini dapat dipulihkan.***