
TUGUJOGJA – Tujuh hari pencarian tanpa hasil. Langit mendung menyelimuti Pantai Siung, Gunungkidul, saat Tim SAR Gabungan resmi menutup operasi pencarian terhadap Azka Nurfadilah (28).
Wisatawan asal Jakarta Timur tersebut dilaporkan hilang secara misterius sejak Senin, 28 Juli 2025. Langkah dramatis ini diambil setelah seluruh prosedur dan metode pencarian telah dijalankan maksimal.
Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Yogyakarta, Kamal Riswandi, menyampaikan keputusan pahit ini dalam konferensi evaluasi terakhir yang digelar di Posko SAR Gabungan. Tim SAR sudah melakukan segala upaya sejak hari pertama.
“Tim telah menyisir darat, laut, dan udara dengan segala metode yang memungkinkan. Namun, hasilnya nihil,” ungkap Kamal.
Tim SAR Gabungan melibatkan hingga 100 personel sejak awal pencarian. Mereka mengerahkan penyisiran visual di sepanjang pantai dari arah timur ke barat, mengoperasikan perahu jukung dan jetski, serta menerbangkan drone untuk pantauan dari udara.
Tim juga menyebarkan informasi kepada nelayan-nelayan di sepanjang pesisir selatan Jawa, dari Pacitan hingga Cilacap, sebagai langkah antisipasi apabila korban terbawa arus hingga jauh dari lokasi kejadian.
Setiap pagi tim berkumpul, menelusuri pantai berjam-jam, memecah debur ombak, berharap menemukan satu petunjuk kecil yang bisa menuntun pada titik terang. Namun kenyataan berkata lain.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Pencarian dan Pertolongan, operasi SAR resmi berakhir setelah tujuh hari, kecuali terdapat perkembangan signifikan di lapangan.
Tim SAR pun menggelar rapat evaluasi dan berkonsultasi dengan pihak keluarga korban serta perangkat wilayah sebelum mengumumkan keputusan penutupan secara resmi.
“Kami tidak serta-merta menutup operasi begitu saja. Kami libatkan pihak keluarga dalam diskusi dan meminta kesediaan mereka untuk mengikhlaskan. Setelah semua pihak sepakat, maka kami tutup operasi pencarian,” tegas Kamal.
Namun, drama kemanusiaan belum berhenti di sana. Sang kakak korban, Wilda, dengan suara bergetar memohon kepada petugas agar diperkenankan tetap tinggal di Pantai Siung.
“Kami belum bisa pulang. Kami masih ingin menunggu di sini. Mungkin ada keajaiban,” ucap Wilda.
Tim SAR menghormati keputusan keluarga. Meski operasi resmi telah berakhir, tim tetap membuka komunikasi dengan potensi SAR dan masyarakat sekitar.
Jika kelak muncul tanda-tanda yang mengarah pada keberadaan korban, maka operasi bisa dibuka kembali.
Azka Nurfadilah tercatat sebagai warga Pondok Ranggon, RT 001 RW 006, Jakarta Timur. Ia datang ke Pantai Siung bersama beberapa temannya untuk berlibur, namun pada hari naas itu, ia menghilang secara misterius di sekitar area karang.
Dugaan awal menyebut ombak besar menyapu dirinya ke laut, namun saksi mata tidak melihat dengan jelas detik-detik kejadiannya.