
TUGUJOGJA – Suasana SMA N 1 Pajangan tampak berbeda pada Selasa pagi, 22 April 2025. Ratusan siswa dengan antusias mengikuti program perdana Karang Taruna Goes to School, sebuah kegiatan yang digelar dengan meriah dan semangat kebersamaan.
Bukan sekadar seremonial, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan antara pelajar dan berbagai figur inspiratif yang membawa pesan penting: bahwa masa depan bangsa tak bisa menunggu, dan generasi muda adalah kuncinya.
Dipilihnya SMA N 1 Pajangan sebagai tuan rumah pertama kegiatan ini disambut hangat oleh Kepala Sekolah, Bekti Mulatsih.
Dalam sambutannya, ia menyampaikan rasa terima kasih karena sekolahnya dipercaya menjadi lokasi penyelenggaraan perdana. Ia menekankan pentingnya peran siswa dalam gerakan Karang Taruna sebagai wahana pembentukan karakter dan kepemimpinan.
“Kegiatan Karang Taruna ini sangat penting. Dengan mengikuti kegiatan Karang Taruna, kalian akan ditempa menjadi pribadi yang tangguh, memiliki jiwa kepedulian, gotong royong, dan kepemimpinan untuk bekal mengabdikan diri di masyarakat, bangsa, dan negara,” tegas Bekti, disambut tepuk tangan para siswa.
Pesan Kepemimpinan dari Para Tokoh Inspiratif
Karang Taruna bukanlah sekadar organisasi remaja biasa. Hal ini ditegaskan oleh Wakil Bupati Bantul, Aris Suharyanta, yang hadir memberikan arahan langsung.
Menurutnya, Karang Taruna memiliki peran strategis dalam pembangunan dan pelestarian budaya, terlebih dalam konteks Daerah Istimewa Yogyakarta yang kaya akan nilai dan tradisi.
“Semoga Karang Taruna Kabupaten Bantul terus berinovasi dan bersinergi, serta menyiapkan kader muda untuk turut serta berperan dalam pembangunan Kabupaten Bantul. Peran serta para siswa menjadi sangat penting dalam kaderisasi ini, terutama untuk menyongsong Indonesia Emas Tahun 2045,” papar Aris penuh keyakinan.
Kegiatan ini tak hanya berisi pidato dan pengarahan, tetapi juga menghadirkan sejumlah tokoh muda inspiratif yang telah terbukti kontribusinya di bidang masing-masing.
Di antaranya adalah RM Gusthilantika Marrel, Kepala Bebadan Pangreksa Loka Keraton Yogyakarta, yang berbicara mengenai pentingnya menjaga warisan budaya dan identitas lokal sebagai pondasi kebangsaan. Kehadirannya menjadi simbol penghubung antara sejarah dan masa depan, antara tradisi dan inovasi.
Turut hadir pula Lurah Guwosari yang juga menjabat sebagai Ketua Karang Taruna Kabupaten Bantul, Masduki Rahmad.
Dia membagikan kisah dan pengalamannya menapaki jalan kepemimpinan dari bawah, dimulai dari aktivitas Karang Taruna tingkat dusun hingga menembus birokrasi. Pesan utamanya sederhana namun kuat: jangan pernah meremehkan langkah kecil yang dilakukan dengan penuh niat.
Sebagai penyegar suasana, komedian muda yang tengah naik daun, Teo Jogsel, turut tampil menghibur dengan gaya khasnya. Canda tawa yang ia hadirkan tak hanya menjadi jeda dari keseriusan acara, tetapi juga menunjukkan bahwa menjadi pemuda berdaya tidak berarti kehilangan sisi humor dan kebahagiaan.
Karang Taruna Goes to School di SMA N 1 Pajangan bukan sekadar kegiatan satu hari, melainkan benih perubahan.
Di tengah gempuran zaman yang serba cepat dan digital, ruang-ruang perjumpaan seperti ini menjadi sangat penting untuk menghidupkan kembali semangat kolektivitas, kepedulian sosial, dan kepemimpinan berbasis nilai.
Dari aula sederhana di sudut Bantul ini, narasi besar tentang masa depan Indonesia sedang ditulis. Dan para penulisnya—para siswa SMA N 1 Pajangan—telah mulai menorehkan tinta pertama mereka.***