
TUGUJOGJA– Aktivitas vulkanik Gunung Merapi kembali meningkat. Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) melaporkan terjadinya puluhan kali guguran lava pijar dari puncak Gunung Merapi selama Kamis (8/5) hingga Jumat dinihari (9/5).
Dalam periode pengamatan Kamis, 8 Mei 2025 pukul 00.00 hingga 24.00 WIB, tercatat sebanyak 91 kali gempa guguran. Kemudian, kisaran amplitudo adalah antara 2 hingga 30 mm dan durasi 44 hingga 171 detik.
Dari aktivitas tersebut, teramati 20 kali guguran lava pijar mengarah ke barat daya, khususnya ke Kali Bebeng dan Kali Sat/Putih. Jarak luncur maksimum mencapai 2.000 meter.
Sementara itu, selama Jumat dinihari (9 Mei 2025 pukul 00.00 – 06.00 WIB), terjadi 36 kali guguran lava pijar dengan jarak luncur maksimum 1.900 meter ke arah yang sama. Kondisi visual menunjukkan asap kawah berwarna putih dengan intensitas sedang dan tinggi hingga 150 meter di atas puncak kawah.
BPPTKG menyatakan aktivitas Gunung Merapi masih berada pada Level III atau Siaga. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas guguran.
- Mengarah ke sektor selatan-barat daya: Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, serta Sungai Bedog, Krasak, dan Bebeng sejauh maksimal 7 km
- Di sektor tenggara: Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol sejauh 5 km
Jika terjadi letusan eksplosif, material vulkanik bisa terlontar hingga radius 3 km dari puncak.
BPPTKG mengingatkan masyarakat agar tidak melakukan aktivitas apapun di wilayah potensi bahaya. Kemudian, mereka meningkatkan kewaspadaan, terutama saat terjadi hujan di sekitar Gunung Merapi. Ini bisa memicu lahar hujan dan awan panas guguran.
“Kami mencatat suplai magma masih terus berlangsung, yang berarti potensi terjadinya awan panas guguran masih tinggi,” tulis BPPTKG dalam laporan resminya.
Masyarakat juga perlu mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dan segera mengikuti informasi resmi dari BPPTKG jika terjadi perubahan aktivitas signifikan di Gunung Merapi. (ef linangkung)