
TUGUJOGJA— Di tengah situasi efisiensi anggaran dan dinamika ekonomi nasional, industri jasa keuangan di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus menunjukkan kinerja positif sepanjang awal 2025.
Deputi Direktur Pengawasan Lembaga Jasa Keuangan (LJK) 1 Kantor OJK DIY, Kurnia Febra M., menyampaikan hal ini dalam kegiatan Evaluasi Kinerja LJK Wilayah Kerja DIY yang berlangsung secara hybrid pada Selasa (29/4/2025).
Febra menyampaikan bahwa kondisi industri jasa keuangan di DIY per Februari 2025 berada dalam kondisi stabil dengan likuiditas yang memadai dan profil risiko yang terjaga.
Kinerja Lembaga Jasa Keuangan DIY
Aset perbankan DIY tercatat sebesar Rp110,93 triliun. Dana Pihak Ketiga (DPK) mencatatkan pertumbuhan Year-on-Year (YoY) dari 3,77 persen menjadi 4,44 persen. Ini mencerminkan tingginya kepercayaan masyarakat terhadap sektor perbankan.
Namun demikian, penyaluran kredit menunjukkan perlambatan, dari pertumbuhan YoY sebesar 7,70 persen menjadi 7,12 persen.
Loan to Deposit Ratio (LDR) tercatat sedikit meningkat dari 68,15 persen menjadi 68,80 persen. Peningkatan ini masih dalam batas aman tapi menunjukkan peningkatan pemanfaatan dana.
“Stabilitas dan daya tahan sektor jasa keuangan DIY tetap terjaga, meskipun kita dihadapkan pada efisiensi anggaran di berbagai sektor. Likuiditas memadai dan profil risiko tetap terkendali,” ujar Febra.
Sementara itu, kinerja perusahaan pergadaian juga menunjukkan tren yang positif. Total aset meningkat dari Rp18,77 miliar pada Desember 2023 menjadi Rp23,03 miliar pada Desember 2024.
Kemudian, aset terus naik ke Rp25,86 miliar per Januari 2025. Peningkatan ini mengindikasikan ekspansi bisnis yang konsisten.
Modal Ventura di DIY juga mencatatkan pertumbuhan signifikan, dengan pembiayaan naik dari Rp98,13 miliar pada Januari menjadi Rp107,49 miliar pada Februari 2025.
Demikian pula, Lembaga Keuangan Mikro (LKM) menunjukkan tren pinjaman dan simpanan yang terus meningkat dari April 2021 hingga Desember 2024, meski sempat mengalami fluktuasi.
Perusahaan pembiayaan turut mencatatkan peningkatan penyaluran kredit dari Rp4,55 triliun menjadi Rp4,56 triliun.
Namun, laju pertumbuhan YoY menurun dari 14,91 persen menjadi 10,47 persen, menunjukkan perlunya strategi ekspansi yang lebih adaptif.
Di sektor pasar modal, jumlah investor terus bertambah. Jumlah Single Investor Identification (SID) saham meningkat dari 130.103 menjadi 132.021. Meskipun demikian, secara YoY terjadi sedikit penurunan dari 19,69 persen menjadi 19,61 persen.
Febra juga menekankan bahwa tren positif ini harus dijaga dan ditingkatkan dengan terus memperkuat digitalisasi dan kompetensi sumber daya manusia (SDM). Jadi, LJK di DIY mampu bersaing secara sehat dan inovatif di tengah akselerasi teknologi.
Peserta Evaluasi Kinerja LJK
Kegiatan Evaluasi Kinerja LJK diikuti oleh 140 peserta, terdiri dari 75 peserta secara langsung dan 65 peserta daring.
Acara juga menghadirkan narasumber praktisi digital marketing, Dwi Andi Rohmatika, guna memperkaya wawasan digital pelaku industri jasa keuangan.
“Kolaborasi dan peningkatan kapabilitas SDM di era digital menjadi kunci agar kinerja industri jasa keuangan di DIY terus tumbuh berkelanjutan,” tutup Febra. (ef linangkung)