
TUGUJOGJA – Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melaporkan tingkat penghunian kamar (TPK) hotel bintang pada Mei 2025 hanya mengalami kenaikan tipis meskipun terdapat periode long weekend.
Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati, menyampaikan pada Selasa, 1 Juli 2025 bahwa TPK hotel bintang di DIY pada Mei 2025 mencapai 53,94 persen. Herum menjelaskan, angka ini naik 3,96 poin dibandingkan April 2025.
Namun, jika dibandingkan dengan Mei 2024, TPK hotel bintang justru mengalami penurunan sebesar 7,95 poin. Hotel bintang lima mencatat TPK tertinggi dengan capaian 57,43 persen.
“hotel bintang satu hanya mampu membukukan TPK terendah yaitu 41,28 persen,” ungkapnya.
Di sisi lain, Herum mengungkapkan TPK hotel non bintang pada Mei 2025 mencapai 24,42 persen. Angka ini turun 1,85 poin dibandingkan April 2025 dan turun 2,58 poin dibandingkan Mei 2024.
Rata-rata lama menginap tamu hotel bintang pada Mei 2025 tercatat 1,51 malam, naik 0,04 malam dibandingkan April 2025.
Hotel bintang lima mencatat rata-rata lama menginap terpanjang, yakni 1,71 malam, sedangkan hotel bintang satu mencatat rata-rata lama menginap terendah yaitu 1,12 malam.
Untuk hotel non bintang, rata-rata lama menginap tamu pada Mei 2025 mencapai 1,17 malam, turun tipis 0,01 malam dibandingkan April 2025.
Hotel non bintang dengan jumlah kamar lebih dari 40 mencatat rata-rata lama menginap terpanjang sebesar 1,37 malam.
Okupansi Hotel Meningkat, Tapi Belum Sesuai Harapan
Jumlah tamu yang menginap di hotel bintang selama Mei 2025 mencapai 487.677 orang. Jumlah ini terdiri dari 16.790 tamu asing dan 470.887 tamu Indonesia.
“jumlah tamu hotel bintang naik 9,21 persen dibandingkan April 2025,” ungkapnya.
Sementara itu, jumlah tamu hotel non bintang pada Mei 2025 tercatat 261.910 orang, terdiri dari 5.317 tamu asing dan 256.593 tamu Indonesia. Jumlah ini turun 1,52 persen dibandingkan April 2025.
Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) DIY, Deddy Eryono, menanggapi kondisi ini. Ia menjelaskan bahwa rata-rata okupansi hotel di DIY pada periode long weekend 28 Mei hingga 31 Mei 2025 berdasarkan reservasi tercatat antara 50 hingga 60 persen.
“angka ini meningkat sekitar 20 persen dibandingkan hari-hari biasa,” ujarnya.
Namun, Deddy menilai kenaikan okupansi belum merata. Okupansi hotel di Kota Yogyakarta dan Sleman masih mendominasi. Target okupansi PHRI DIY pada periode tersebut sebesar 75 persen belum tercapai.
Dia menegaskan, libur panjang seperti long weekend terbukti mampu menambah saturasi okupansi hotel di DIY agar tetap bertahan di tengah persaingan ketat industri perhotelan.
Deddy pun berseloroh bahwa pelaku hotel di DIY berharap setiap hari selalu menjadi long weekend untuk mendongkrak hunian hotel.