
TUGUJOGJA – Dinas Perpustakaan dan Kearsipan (DPK) Kota Yogyakarta resmi menggelar Pemilihan Duta Baca 2025 sebagai strategi baru untuk mengakselerasi budaya literasi dan meningkatkan minat baca masyarakat.
Program ini menghadirkan sosok Duta Baca sebagai pionir dan penggerak yang akan bersinergi dengan pemerintah dalam membangun masyarakat literat.
Kepala DPK Kota Yogyakarta, Afia Rosdiana, menegaskan bahwa Duta Baca akan menjadi ujung tombak dalam kampanye budaya membaca di tengah masyarakat. Ia menyebut Duta Baca sebagai mitra aktif pemerintah yang akan ikut membumikan gerakan gemar membaca di Kota Gudeg ini.
“Dengan adanya Duta Baca ini kami berharap akan muncul energi baru di tengah masyarakat. Duta Baca harus menjadi sosok yang inspiratif, mampu memberi teladan, memotivasi, sekaligus menginisiasi berbagai gerakan literasi yang selaras dengan program DPK,” ujar Afia dalam keterangannya, Senin (28/7/2025).
Proses Pemilihan Duta Baca 2025
Afia menekankan bahwa literasi tidak hanya soal baca dan tulis. Literasi, menurutnya, mencakup kemampuan mengelola, memilah, dan memanfaatkan informasi dari berbagai sumber secara kritis, sehingga mampu meningkatkan kualitas hidup masyarakat secara berkelanjutan.
“Literasi menyentuh seluruh aspek kehidupan. Oleh karena itu, kehadiran sosok yang bisa menggerakkan masyarakat agar melek literasi menjadi bagian penting dari strategi Pemerintah Kota,” tambahnya.
Afia menjelaskan bahwa Pemilihan Duta Baca tahun ini terbagi dalam dua kategori utama. Kategori pertama adalah Duta Baca Daerah, yang terbuka bagi masyarakat umum usia 18 hingga 60 tahun yang berdomisili di Kota Yogyakarta. Sementara kategori kedua adalah Duta Baca Pelajar, yang ditujukan untuk pelajar SMP dan SMA.
Pendaftaran untuk kategori pelajar dibuka hingga 25 Agustus 2025 melalui tautan s.id/DBPelajar2025. Kemudian, pendaftaran untuk kategori daerah dibuka sampai 20 Agustus 2025 di tautan s.id/DBDaerah2025.
DPK Kota Yogyakarta menerapkan proses seleksi yang ketat dan berlapis. Tahapan berawal dari babak penyisihan yang mencakup seleksi administrasi, ujian tertulis, dan penilaian karya tulis dalam bentuk esai. Dari proses ini, panitia akan memilih 10 peserta terbaik di masing-masing kategori.
Selanjutnya, para finalis akan menjalani tahap presentasi dan wawancara. Mereka akan mempresentasikan esai di hadapan dewan juri yang terdiri dari para pegiat literasi, penulis profesional, serta akademisi ternama.
“Para finalis akan diuji tidak hanya dari sisi kemampuan menulis, tetapi juga kepiawaian mereka dalam menyampaikan gagasan secara lisan dan membangun narasi literasi yang kuat,” jelas Afia.
Hadiah dan Pengakuan dari Wali Kota Yogyakarta
DPK akan memilih tiga pemenang terbaik dari setiap kategori. Pemenang pertama akan menjadi Duta Baca Kota Yogyakarta 2025, sekaligus menerima uang pembinaan sebesar Rp3 juta. Pemenang kedua berhadiah Rp2,5 juta, dan pemenang ketiga sebesar Rp 2 juta.
Seluruh pemenang akan menerima sertifikat penghargaan dari Wali Kota Yogyakarta sebagai bentuk pengakuan atas dedikasi mereka dalam pengembangan literasi.
Afia menyampaikan harapannya agar kehadiran Duta Baca mampu menjadi penyulut semangat literasi dari akar rumput. Ia percaya, dengan partisipasi aktif masyarakat dan generasi muda, Kota Yogyakarta dapat menjadi contoh nasional dalam membudayakan literasi sebagai kebutuhan hidup sehari-hari.
“Kami ingin Duta Baca tidak hanya berhenti sebagai simbol, tetapi juga sebagai agen perubahan yang betul-betul hadir dan bekerja di tengah masyarakat. Literasi harus menjadi gerakan kolektif, dan Duta Baca adalah ujung tombaknya,” pungkasnya. (ef linangkung)