
TUGUJOGJA – Pada awal Dzulhijjah 1446 Hijriah, umat Islam disarankan memanfaatkan momentum hari Arafah untuk beribadah. Kapan tepatnya hari Arafah 2025 jatuh dan bagaimana kaitannya dengan wukuf di Arafah?
Setiap tahun, pada tanggal 9 Dzulhijjah dalam kalender Hijriah, umat Islam memperingati salah satu hari paling agung dalam Islam, yakni hari Arafah.
Hari ini merupakan momen istimewa karena bertepatan dengan pelaksanaan wukuf bagi jemaah haji di Padang Arafah, serta menjadi waktu yang sangat dianjurkan untuk berpuasa bagi umat Islam yang tidak menunaikan ibadah haji.
Hari Arafah memiliki makna spiritual yang dalam, sebab pada hari tersebut, Allah Subhanahu wa Ta’ala menyempurnakan agama Islam. Sebagaimana firman-Nya dalam Surah Al-Ma’idah ayat 3:
“…Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu. Oleh sebab itu, janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Aku sempurnakan agamamu untukmu, telah Aku cukupkan nikmat-Ku bagimu, dan telah Aku ridai Islam sebagai agamamu…” (QS Al-Ma’idah: 3)
Menurut Tafsir Kementerian Agama Republik Indonesia, ayat ini diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam pada 9 Dzulhijjah tahun ke-10 Hijriah, saat beliau melaksanakan wukuf di Padang Arafah. Hanya 81 hari setelah itu, Rasulullah wafat setelah menyempurnakan tugasnya dalam menyampaikan risalah Islam.
Kapan Hari Arafah 2025 Jatuh?
Berdasarkan hasil sidang isbat yang digelar oleh Kementerian Agama Republik Indonesia pada Selasa, 27 Mei 2025, diketahui bahwa awal bulan Dzulhijjah 1446 Hijriah dimulai pada hari Rabu, 28 Mei 2025.
Keputusan ini diambil setelah dilakukan pengamatan hilal di 114 titik pengamatan di seluruh Indonesia, dan salah satunya terlihat di Aceh Jaya.
Dengan demikian, 9 Dzulhijjah 1446 H—yang merupakan hari Arafah—akan jatuh pada hari Kamis, 5 Juni 2025. Hal ini juga ditegaskan dalam maklumat resmi dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/I.0/E/2025, yang menetapkan hari Arafah pada Kamis Pon, 5 Juni 2025.
Wukuf: Puncak Ibadah Haji
Pada hari Arafah inilah para jemaah haji berkumpul di Padang Arafah untuk menjalankan rukun utama dalam ibadah haji, yakni wukuf.
Wukuf berarti berhenti atau berdiam diri di Arafah dengan memperbanyak doa, dzikir, dan introspeksi diri. Rasulullah bahkan bersabda:
“Haji adalah Arafah.”
Hal ini menegaskan pentingnya momen ini dalam rangkaian ibadah haji.
Keistimewaan Hari Arafah bagi Umat Islam
Meski hanya berlangsung satu hari dalam setahun, hari Arafah membawa banyak keutamaan yang luar biasa bagi umat Islam secara umum. Di antaranya:
1. Termasuk dalam Sepuluh Hari Terbaik di Dunia
Hari Arafah merupakan bagian dari sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, yang disebut sebagai hari-hari paling dicintai Allah. Dalam hadits riwayat Bukhari, Rasulullah bersabda:
“Tidak ada amal saleh yang lebih dicintai oleh Allah daripada amal yang dilakukan pada sepuluh hari pertama Dzulhijjah.” (HR Bukhari no. 969)
2. Ganjaran Puasa Arafah yang Luar Biasa
Bagi kaum muslimin yang tidak sedang berhaji, sangat dianjurkan untuk berpuasa pada hari Arafah. Keutamaannya luar biasa, sebagaimana sabda Nabi Muhammad SAW dalam hadits riwayat Muslim:
“Puasa hari Arafah menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR Muslim no. 1162)
3. Hari Dihapuskan Dosa dan Pembebasan dari Api Neraka
Dalam riwayat Muslim, Aisyah RA meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda:
“Tidak ada hari yang Allah membebaskan lebih banyak hamba-Nya dari neraka selain hari Arafah.” (HR Muslim no. 1348)
4. Hari Allah Membanggakan Hamba-Nya di Hadapan Malaikat
Disebutkan dalam hadits riwayat Ahmad bahwa pada hari Arafah, Allah membanggakan hamba-hamba-Nya yang berkumpul di Arafah kepada para malaikat. Allah berfirman:
“Lihatlah hamba-Ku, mereka datang kepada-Ku dalam keadaan kusut dan berdebu.” (HR Ahmad, sanad hasan menurut Syaikh Syu’aib al-Arnauth)
Apakah Jemaah Haji Boleh Berpuasa Arafah?
Perlu dicatat bahwa meskipun umat Islam dianjurkan untuk berpuasa pada hari Arafah, anjuran ini tidak berlaku bagi jemaah haji yang sedang melaksanakan wukuf di Arafah. Bahkan, dalam sebagian besar pendapat ulama, berpuasa bagi jemaah haji pada hari Arafah dimakruhkan.
Mengapa? Karena wukuf adalah aktivitas yang membutuhkan tenaga dan konsentrasi penuh. Rasulullah sendiri tidak berpuasa saat wukuf di Arafah, sebagaimana diriwayatkan dalam hadits yang berasal dari Maimunah RA:
“Orang-orang meragukan apakah Nabi berpuasa pada hari Arafah. Maka Maimunah menyatakan bahwa Nabi tidak berpuasa pada hari tersebut.” (HR Bukhari dan Muslim)
Penutup
Hari Arafah bukan sekadar hari biasa dalam kalender Islam. Ia adalah tonggak sejarah dan momentum spiritual yang sarat keutamaan, baik bagi jemaah haji yang berada di Padang Arafah maupun umat Islam yang sedang berada di mana pun di dunia.
Dengan jatuhnya hari Arafah pada tanggal 5 Juni 2025, ini menjadi kesempatan emas bagi seluruh muslimin untuk memperbanyak amal ibadah, terutama dengan berpuasa, berdzikir, dan memohon ampunan kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Semoga kita semua bisa mengambil manfaat sebesar-besarnya dari datangnya hari agung ini, dan semoga amalan kita diterima oleh Allah sebagai bekal menuju kebahagiaan dunia dan akhirat.
***