
TUGUJOGJA– Puluhan pemuda Kalurahan Krambilsawit menggelar aksi solidaritas menyusul insiden yang menimpa Lurah Sabiyo.
Sang lurah menjadi korban intimidasi oleh oknum debt collector yang menyiramkan air ke kepalanya saat proses penagihan utang.
Alasan Aksi Solidaritas Pemuda Krambilsawit
Aksi para pemuda ini sebagai bentuk kecaman terhadap segala bentuk kekerasan dan intimidasi dari penagih utang. Mereka juga menyatakan kesiapsiagaan untuk menjaga wilayahnya dari aksi serupa yang bisa mengganggu ketentraman warga.
Koordinator aksi, Susanto Yulianto, menyebut kejadian tersebut telah melukai harga diri warga dan karang taruna. Menurutnya, tindakan debt collector tersebut sangat tidak manusiawi.
“Kami tersinggung karena aksi DC itu. Ini bukan sekadar soal utang, ini soal martabat,” tegas Susanto.
Para pemuda juga menyatakan dukungannya terhadap upaya hukum yang ditempuh oleh Lurah Sabiyo dan menyerahkan sepenuhnya proses tersebut kepada pihak kepolisian.
Tak hanya itu, para pemuda juga aktif mengedukasi warga untuk tidak berurusan dengan rentenir. Mereka mengingatkan bahwa praktik pinjaman ilegal dari rentenir dapat berujung pada persoalan yang lebih besar, bahkan intimidasi.
“Rentenir meresahkan warga, termasuk saat mediasi. Ada warga yang juga mendapat tekanan, bukan hanya Pak Lurah,” lanjut Susanto.
Dia mengimbau warga agar lebih bijak dalam memilih tempat meminjam uang. Jika perlu, ada pendampingan warga yang ingin mengakses pinjaman dari lembaga keuangan resmi.
Video yang Viral
Sementara itu, video yang memperlihatkan insiden penyiraman terhadap Lurah Sabiyo telah beredar luas di media sosial dan grup percakapan WhatsApp.
Dalam video tersebut, terlihat Sabiyo mendapat perlakukan tidak menyenangkan oleh sekelompok orang yang dugaannya merupakan oknum debt collector.
Insiden itu terjadi pada Kamis, 6 Maret 2025 lalu, tapi baru viral dalam beberapa hari terakhir. Peristiwa tersebut terpicu persoalan utang piutang dengan nominal yang cukup besar, kabarnya mencapai ratusan juta rupiah.
Tindakan para debt collector menuai kecaman luas, termasuk dari Paguyuban Lurah dan Pamong Gunungkidul (Semar).
Sebagai bentuk dukungan moral, pengurus Semar mengunjungi kantor Kalurahan Krambilsawit pada Sabtu (19/04/2025) untuk memberikan semangat kepada Sabiyo serta menyiapkan pendampingan hukum.
Ketua Semar, Suhadi, menyatakan pihaknya akan berkoordinasi dengan bagian hukum Pemerintah Kabupaten Gunungkidul untuk menentukan langkah hukum selanjutnya.
“Kami mendukung Pak Lurah sepenuhnya. Langkah hukum sedang didiskusikan dengan keluarga dan kami siap mendampingi,” ujar Suhadi.
Kasus ini kembali membuka mata publik terhadap maraknya praktik penagihan utang yang melibatkan intimidasi bahkan kekerasan.
Masyarakat dan pemerintah diimbau untuk bersikap tegas dan tidak membiarkan praktik tersebut terus berlangsung. (ef linangkung)