
TUGUJOGJA — Langkah kaki tim penyelamat terus menapaki tebing karang Pantai Siung. Deru angin bercampur debur ombak menjadi saksi bisu upaya pencarian Azka Nurfadhilah (28), wisatawan asal Jakarta yang hilang secara misterius sejak Sabtu (26/7).
Meski secara prosedural pencarian telah dihentikan, tim gabungan belum menyerah. Mereka terus menyisir area berbahaya demi menemukan jejak Azka.
Pagi ini, para relawan, petugas SAR, dan aparat gabungan kembali berkumpul. Matahari belum tinggi, tapi mereka sudah bersiap menyusuri jalur darat.
Pencarian Azka Nurfadhilah
Tebing-tebing terjal di sisi timur Pantai Siung menjadi fokus pencarian, karena cuaca dan gelombang tinggi menutup peluang pencarian lewat jalur laut.
“Kami tetap melakukan pencarian atas permintaan keluarga. Secara resmi memang sudah dihentikan di hari ketiga, tapi kami tidak tega berhenti,” tegas Sunu Handoko, Koordinator SAR Satlinmas Wilayah I Gunungkidul.
Sunu dan timnya menyisir area sejauh satu kilometer ke arah timur, tepatnya di atas tebing menuju titik Watu Togok. Mereka memeriksa setiap semak dan celah batu. Harapan untuk menemukan Azka, meski hanya jejak, masih menjadi bara semangat bagi seluruh tim.
Kedatangan Azka
Azka tiba di Pantai Siung pada Kamis sore (24/7), sekitar pukul 17.30 WIB. Ia menyewa tenda untuk berkemah di kawasan pantai.
Keesokan harinya, Jumat pagi sekitar pukul 07.00 WIB, ia datang ke Pos SAR untuk menanyakan arah menuju Watu Togok, sebuah lokasi ekstrem yang kerap disebut berbahaya oleh warga setempat.
Petugas SAR sudah memperingatkannya agar tidak mendekati wilayah itu. Namun, Azka tetap menunjukkan video di ponselnya, tampak bersemangat mengeksplorasi alam Gunungkidul.
Sekitar pukul 13.00 WIB, seorang nelayan melapor telah melihat perempuan berada di balik bukit sisi timur, di kawasan Watu Togok. Tim SAR langsung bergerak cepat dan berhasil menemukan Azka.
Saat itu, ia dalam kondisi selamat, hanya kelelahan. Tim lantas mengingatkannya kembali untuk tidak menjelajah sendiri ke area rawan.
Namun, peristiwa mengejutkan terjadi keesokan harinya, Sabtu (26/7). Sekitar pukul 02.00 WIB dini hari, petugas terakhir kali melihat Azka duduk sendirian di depan tendanya. Saat pagi menjelang, tepat pukul 07.00 WIB, pemilik tenda membongkar perlengkapan karena masa sewa telah habis. Tapi Azka sudah tak tampak lagi.
Hari Minggu (27/7), kejanggalan makin terasa. Petugas parkir melaporkan bahwa sebuah sepeda motor Honda Vario 160 bernomor polisi Jakarta belum diambil sejak Kamis. Setelah pengecekan, motor itu milik Azka.
Tim SAR langsung berkoordinasi dengan Polsek Tepus. Mereka memeriksa tas milik Azka yang masih berada di sekitar lokasi perkemahan. Di dalamnya, mereka menemukan dompet berisi SIM, ponsel, pakaian, serta barang pribadi lainnya. Namun, tidak ada jejak pergerakan atau petunjuk ke mana Azka pergi.
“Ini yang membuat kami khawatir. Semua barangnya tertinggal. Kalau dia pergi secara sadar, seharusnya tidak meninggalkan semuanya,” kata salah satu anggota SAR yang ikut menyisir.
Gelombang tinggi dan angin kencang terus menjadi kendala. Tim sempat berencana melakukan penyisiran dari laut, namun harus membatalkan niat tersebut karena cuaca ekstrem. Mereka tidak ingin mempertaruhkan nyawa personel.
“Kami prioritaskan keselamatan tim. Karena laut sangat berbahaya, jadi sementara kami hentikan pencarian dari jalur air dan fokus di darat,” ujar Sunu.
Hingga hari ini, Rabu (30/7/2025), pencarian belum membuahkan hasil. Azka masih hilang. Waktu terus berjalan, tapi harapan belum padam. Setiap langkah di jalur pencarian membawa asa, bahwa mungkin, hari ini, keberadaan Azka akan terungkap. (ef linangkung)