
TUGUJOGJA – Gelombang besar menerjang Pantai Ngandong, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, Gunungkidul, pada Selasa (5/8/2025) malam, sekitar pukul 21.00 WIB. Warga panik. Air laut naik hingga ratusan meter dari garis pantai. Satu perahu nelayan pecah. Sejumlah warung hancur.
Beberapa warga sempat merekam momen detik-detik ombak menggulung perahu dan merobohkan warung. Teriakan dan kepanikan terdengar jelas dalam video amatir yang beredar.
Anak-anak berlarian. Para nelayan bergegas menyelamatkan perahu dan barang dagangan. Namun, satu perahu gagal terselamatkan.
Gelombang raksasa memecah malam. Dalam hitungan menit, air laut meluber jauh ke daratan, menembus area terminal parkir Pantai Sundak yang berjarak sekitar 500 meter dari garis pantai. Genangan air membanjiri akses wisata dan menciptakan kekacauan di sepanjang pesisir.
Warung milik Rujiman, warga setempat yang sehari-hari berjualan di Pantai Ngandong, menjadi salah satu yang paling parah terdampak. Gelombang besar menghantam warung sehingga ada sebagian piring, gelas, kompor, hingga stok makanan rusak.
“Warga di sini sudah berusaha mengevakuasi barang, tapi air datang terlalu cepat,” ungkap Rujiman.
Tidak hanya Pantai Ngandong yang menjadi korban. Gelombang tinggi juga mengamuk di beberapa pantai lain seperti Pantai Siung. Air laut naik hingga ke area parkiran.
Sebuah sepeda motor milik wisatawan terendam. Beberapa warung yang berada di dekat bibir pantai juga tergenang. Barang-barang rusak. Aktivitas jual beli lumpuh.
Di Pantai Siung, suasana menjadi kacau. Rekaman warga menunjukkan ombak menyapu area parkir dan memecahkan tiang warung. Wisatawan yang tengah berkemah panik membongkar tenda dan mengungsi ke tempat yang lebih tinggi. Penerangan minim membuat evakuasi berlangsung dramatis.
Warga mengakui bahwa fenomena gelombang besar biasa terjadi setiap tahun antara Juli hingga Agustus. Namun mereka menyatakan tahun ini gelombang datang lebih besar dan lebih kuat dari biasanya.
“Setiap tahun memang ada gelombang besar, tapi kali ini beda. Lebih ganas. Lebih tinggi. Tidak seperti biasanya,” ujar Rujiman. (ef linangkung)