Penataan Kampung Lampion Kotabaru, 33 Rumah Kumuh di Tepi Sungai Code Akan Dibangun Ulang

Bagikan :
Pemkot Yogyakarta fokus penataan Kampung Lampion Kotabaru, bakal disulap jadi permukiman sehat. (Dok Pemkot Yogyakarta)

TUGUJOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta berkomitmen menata kawasan permukiman kumuh menjadi lingkungan yang lebih layak huni, aman, dan sehat. Pemerintah fokus melakukan penataan di Kampung Lampion RT 18 RW 04 Kelurahan Kotabaru, Gondokusuman, Yogyakarta.

Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menegaskan bahwa Pemkot Yogyakarta akan menata ulang rumah-rumah warga agar lebih aman, sehat, dan ramah lingkungan. Ia menekankan bahwa rumah-rumah warga harus direposisi agar kawasan ini memiliki akses jalan yang memadai.

“Rumah-rumah ini mundur semua. Mobil harus bisa masuk jalan dan sungai harus jadi wajah kampung. Alangkah indahnya rumah itu mundur naik menghadap ke sungai. Sekarang kan belum begitu,” tegas Hasto saat membuka Kick Off Pencegahan dan Peningkatan Kualitas Permukiman Kumuh TA 2025 di Balai RT 18 RW 04 Kotabaru, Kamis, 3 Juli 2025.

Hasto menyoroti kondisi Kampung Lampion yang padat dan sempit. Ia melihat warga kesulitan saat menghadapi kondisi darurat. Tidak adanya akses jalan di sepanjang Sungai Code membuat ambulans dan mobil pemadam kebakaran tak bisa masuk ke kampung.

Baca juga  KAI Daop 6 Yogyakarta Raih Penghargaan TJSL atas Dukungan terhadap UMKM Pariwisata di Puncak Sosok

“Kampung Lampion tepi Sungai Code masih umpel-umpelan. Rumah-rumah berdesak-desakan dan membelakangi sungai. Sebagian warga juga masih buang sampah ke sungai. Kalau ada yang sakit, ambulans tidak bisa masuk. Makanya rumahnya harus direposisi menghadap sungai. Nanti tepi sungainya jadi jalan inspeksi, buat bersih-bersih, dan akses transportasi kalau ada darurat,” katanya.

Hasto juga menegaskan bahwa kawasan Kota Baru, sebagai serambi Malioboro, harus bersih dan rapi. Ia meminta Dinas PUPKP Kota Yogyakarta segera membersihkan tebing sungai yang masih ditumbuhi rumput liar dan menata kawasan kumuh di sekitar gereja, masjid, dan TPS.

“Saya sudah bilang ke Bu Kepala Dinas. Kota Baru harus bersih. Tebing sungainya masih grumbul, masih kumuh di dekat gereja, masjid, tempat sampah. Semua itu harus dibersihkan,” tegasnya.

Kolaborasi Pemerintah dan Akademisi untuk Hunian Lebih Manusiawi

Sebagai tahap awal, Pemkot Yogyakarta akan membongkar 10 unit rumah. Pemerintah akan membangun kembali rumah-rumah itu dengan konstruksi dan penataan ruang baru.

Sebanyak 6 rumah akan dibangun menggunakan APBD Kota Yogyakarta TA 2025 dengan nilai sekitar Rp1 miliar.

Baca juga  Street Coffee di Kotabaru Disebut Bikin Semrawut, Satpol PP Kota Jogja Langsung Tertibkan

Sedangkan 4 rumah lainnya akan dibangun melalui dukungan SPARC India dan Yayasan SPEAK Indonesia lewat program Roof Over Our Head (ROOH) senilai Rp580 juta. Total terdapat 33 rumah yang akan dibangun kembali.

Kepala DPUPKP Kota Yogyakarta, Umi Akhsanti, menegaskan bahwa desain kawasan dan rumah-rumah itu dikembangkan bersama Universitas Islam Indonesia (UII) dan Universitas Kristen Duta Wacana (UKDW).

Pemerintah akan membangun kembali rumah dua lantai menjadi dua lantai. Sedangkan rumah satu lantai akan dibangun satu lantai dengan konstruksi yang siap dikembangkan menjadi dua lantai.

“Jadi ketika warga punya rezeki, mereka bisa langsung membangun lantai dua secara mandiri,” jelas Umi.

Ia menegaskan bahwa penataan Kampung Lampion dirancang untuk menghadirkan hunian yang lebih manusiawi, sehat, dan nyaman. Pemerintah akan memundurkan bangunan rumah untuk menyediakan akses jalan selebar tiga meter di sisi barat sungai.

“Jalan itu akan menyambung ke Jembatan Kleringan. Ke utara, jalannya akan naik lewat tanah kosong di belakang Masjid Syuhada hingga tersambung ke kawasan Romo Mangun. Kondisi tebing tidak memungkinkan akses langsung ke Romo Mangun,” paparnya.

Baca juga  Gunungkidul Keluarkan Perbup Kompensasi Ternak Mati Akibat Penyakit, Ini Daftar 7 Penyakit yang Ditanggung

Umi juga menjelaskan bahwa sebagian lahan rumah warga akan dialihfungsikan untuk mendukung infrastruktur permukiman seperti drainase, jaringan air minum, sistem pengelolaan air limbah, hingga instalasi IPAL komunal.

“Mudah-mudahan tahun 2026 program ini bisa dilanjutkan sampai jalan tembus ke belakang Masjid Syuhada. Ke depan kami akan terus menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak untuk penataan kawasan dan bantuan pembangunan rumah warga,” tutupnya.

Pemerintah Kota Yogyakarta menargetkan kawasan Kampung Lampion berubah total. Pemerintah ingin menjadikan kampung ini sebagai kampung yang bersih, sehat, aman, rapi, dan memiliki akses jalan yang layak.

Pemerintah meminta warga bersiap mendukung penataan ini demi masa depan kampung yang lebih baik.

Berita Terbaru

6102493038753466100
Disundul dari Belakang saat Menunggu Lampu Merah, Siswi di Gunungkidul Dilarikan ke Rumah Sakit
Link Tiket Konser Blackpink Jakarta 2025
Rundown Cherrypop Fest 2025: Info Susunan Acara hingga Open Gate Konser
malioboro
Reresik Malioboro: Aksi Kolaborasi Wujudkan Yogyakarta Bersih, Nyaman, dan Harmonis
kecelakaan nmax
Pengendara N-Max Kehilangan Nyawa Seketika usai Tabrak Bokong Truk Bermuatan di Jalan Yogya–Wates
6100584037459545488
Jogja Fashion Week 2025 Hadirkan 67 Brand Lokal, Komunitas Difabel, hingga Warga Binaan

TERPOPULER

Pasang Infografis Kode Etik Modul 3 PPG
Pasang Infografis Kode Etik Profesi Guru di Tempat yang Mudah Dilihat? Kunci Jawaban PPG Guru Tertentu Modul 3
blt-kis
Cara Ambil Bansos KIS BPJS Kesehatan 2025 Bagaimana? Apakah Berwujud BLT?
6098332237645858980
Kasus Judi Online di Bantul Sarat Kejanggalan, Gus Hilmy: Membantu Kejahatan adalah Kejahatan
COE-Agustus-2
Terbaru! Deretan Event Jogja Agustus 2025: Festival Budaya hingga Konser Musik di Kota Pelajar
edwin-petrus-btuIQ0cgatc-unsplash
Hal Apa yang Perlu Diperhatikan Dalam Penerapan Experiential Learning? Cek Penjelasan Lengkapnya di Sini