
TUGUJOGJA – Gapoktan Lestari Mulyo bersama Pemerintah Kabupaten Sleman dan Bulog mencatatkan sejarah: Kalurahan Trimulyo berhasil menyumbangkan serapan gabah tertinggi se-Kabupaten Sleman, mencapai 115 ton.
Lurah Trimulyo, Cholik Harmoko, memimpin ritual wiwitan sebagai pembuka panen raya. Ia menyampaikan rasa syukur dan bangga atas keberhasilan petani setempat dalam membudidayakan padi varietas Sembada Merah, yang kini tidak hanya menjadi simbol ketahanan pangan tetapi juga harapan baru bagi kesejahteraan warga.
Cholik menegaskan bahwa keberhasilan panen raya ini tidak berdiri sendiri. Ia menyebut pendampingan intensif dari Pemerintah Kabupaten Sleman melalui Dinas Pertanian, Pangan, dan Perikanan sejak April 2025 telah memberikan dampak signifikan.
Para penyuluh pertanian terjun langsung ke sawah, membimbing petani dari proses tanam hingga panen. Ia berharap langkah ini memicu semangat para petani untuk terus mengembangkan varietas Sembada Merah sebagai varietas unggulan Trimulyo.
“Kami menginisiasi kerja sama langsung dengan Bulog. Alhamdulillah, hasilnya luar biasa. Gabah dari Trimulyo yang diserap Bulog mencapai 115 ton. Ini menjadi angka tertinggi di Sleman,” ujar Cholik.
Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, turut hadir dan memimpin langsung panen raya pada Selasa, 29 Juli 2025. Ia berdiri di tengah petani, ikut mencangkul tanah, dan mengangkat ikatan padi sebagai bentuk solidaritas dan penghargaan terhadap kerja keras para petani.
Sembada Merah Diangkat Jadi Komoditas Unggulan Sleman
Danang menyatakan bahwa Pemkab Sleman terus mendorong budidaya varietas Sembada Merah sebagai komoditas unggulan daerah. Ia mengingatkan bahwa varietas ini bersama Sembada Hitam telah mendapat pengakuan resmi dari Kementerian Pertanian melalui SK No.125 dan No.126 Tahun 2019.
“Padi varietas Sembada Merah punya potensi besar. Masyarakat kini semakin sadar terhadap manfaat makanan organik dan berkualitas. Ini kesempatan emas bagi petani Sleman untuk memenuhi pasar dengan beras sehat dan bermutu tinggi,” tegas Danang di hadapan para petani.
Ia meyakini bahwa kualitas hasil pertanian berdampak langsung pada kesejahteraan petani. Oleh karena itu, Pemkab Sleman menyiapkan serangkaian program konkret: dari penyediaan sarana produksi pertanian, pelatihan teknologi tani modern, hingga penguatan akses pasar dan distribusi hasil panen.
Danang juga menekankan pentingnya efisiensi penggunaan lahan dan peralatan. Ia meminta agar teknologi pertanian mutakhir dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan hasil panen sekaligus menekan biaya produksi.
“Saya menyampaikan apresiasi dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh petani Trimulyo. Mereka telah berkontribusi besar terhadap ketahanan pangan Kabupaten Sleman dan bangsa Indonesia secara keseluruhan,” ucapnya penuh haru.
Panen raya ini bukan sekadar panen biasa. Peristiwa ini menandai langkah besar Trimulyo dalam membangun kemandirian pangan. Gabah yang dulu hanya menjadi hasil panen kini telah menjelma menjadi komoditas strategis, bahkan menjadi rebutan pasar dalam negeri.
Dengan semangat gotong royong, dukungan pemerintah, dan kerja keras petani, Trimulyo tidak hanya memanen padi. Trimulyo telah memanen harapan. Panen itu kini berbuah pengakuan, menjadi bukti nyata bahwa desa kecil di sudut Sleman mampu menyumbang kontribusi besar bagi ketahanan pangan nasional.