
TUGUJOGJA – Sleman kembali mencatat sejarah baru. Kali ini, para petani salak dari Turi mengukir prestasi membanggakan: mengekspor 10 ton salak pondoh ke Kamboja, sekaligus membuka jalan untuk pasar ekspor ke Cina (China).
Momen membanggakan ini berlangsung dramatis dan penuh haru saat Wakil Bupati Sleman, Danang Maharsa, secara langsung melepas ekspor tersebut di Padukuhan Wonokerto, Turi, Sleman.
Danang Maharsa berdiri di hadapan para petani dengan penuh kebanggaan. Ia menyatakan bahwa momen ekspor ini bukan hanya seremoni biasa. Ia menyebut kegiatan ini sebagai bukti nyata bahwa salak Sleman mampu bersaing di panggung global.
Ia meyakini, pertanian yang dikelola dengan serius mampu menjadi pilar ketahanan pangan, penggerak ekonomi rakyat, bahkan alat diplomasi ekonomi Indonesia.
“Ini adalah cita-cita kolektif. Kita ingin petani Sleman tidak sekadar menjual salak di pasar lokal, tetapi menembus batas-batas antarnegara,” tegas Danang.
Wakil Bupati Sleman juga menyampaikan terima kasih kepada Bank Indonesia Perwakilan DIY yang telah memberikan fasilitas ekspor kepada Paguyuban Petani Salak Mitra Turindo. Ia menilai bantuan itu sebagai bukti kuat bahwa kolaborasi strategis antar-lembaga mampu meningkatkan daya saing petani lokal.
“Dengan bantuan ini, salak pondoh Sleman tak hanya unik secara rasa, tetapi juga memenuhi standar mutu ekspor, mulai dari pengemasan, penyimpanan, hingga pengiriman,” ungkap Danang.
Kepala Bank Indonesia Perwakilan DIY, Sri Darmadi Sudibyo, hadir dalam acara pelepasan tersebut. Ia menekankan bahwa ekspor tak hanya menyumbang devisa negara, tetapi juga memperluas lapangan kerja dan mengangkat kesejahteraan petani lokal.
“Kami merasa bangga. Petani salak Sleman sudah membuktikan bahwa produk lokal bisa berjaya di luar negeri. Ini adalah langkah strategis yang patut kita kembangkan bersama,” ujar Sri Darmadi.
Ia menegaskan bahwa Bank Indonesia akan terus mendorong penguatan komoditas ekspor lokal melalui fasilitasi, pendampingan, dan pembinaan kualitas produk.
Ketua Paguyuban Petani Salak CV. Mitra Turindo, Suroto, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengirim 10 ton salak pondoh ke Kamboja. Ia juga membeberkan bahwa ekspor ke Kamboja sudah berlangsung sejak 2017, dan pihaknya kini telah berhasil membuka pasar baru ke Cina.
“Kami bersyukur dan berterima kasih kepada semua pihak, terutama Bank Indonesia yang telah memberikan fasilitas penting bagi para petani. Bantuan ini menjadi penyemangat kami untuk terus tumbuh dan berkembang,” kata Suroto. (ef linangkung)