
TUGUJOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta melalui Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) PT Jogjatama Vishesha (Perseroda) secara resmi meluncurkan Foodstation Jogja Setia di kawasan XT-Square.
Foodstation ini hadir sebagai pusat kulakan atau grosir sembako yang mengelola cadangan pangan Pemkot dan sekaligus mendistribusikan komoditas bahan pokok dengan harga terbaik kepada masyarakat.
Pemerintah berharap kehadiran Foodstation ini mampu memperkuat ketahanan pangan, membantu pelaku usaha kecil, dan menyumbang pendapatan asli daerah (PAD).
Langkah Progresif dan Strategis
Wakil Wali Kota Yogyakarta, Wawan Harmawan, secara langsung mengapresiasi gebrakan Jogjatama Vishesha. Ia menilai kerja sama dengan PT Setia Sejahtera Sedaya melalui pendirian Foodstation Jogja Setia sebagai langkah progresif dan strategis. Pemkot menilai Jogjatama Vishesha berhasil mengoptimalkan area XT-Square menjadi pusat bisnis yang produktif dan bermanfaat.
“Jogjatama Vishesha telah melakukan terobosan bagus. Meskipun usaha sembako memiliki persaingan ketat, kami percaya Foodstation Jogja Setia bisa menyediakan harga terbaik untuk masyarakat,” ujar Wawan Harmawan.
Wawan menyatakan harga produk di Foodstation Jogja Setia lebih murah dibanding pasar konvensional. Pemerintah pun mengarahkan Foodstation untuk menjalin kerja sama dengan warung-warung rakyat di seluruh kelurahan.
Jadi, mereka bisa mendapatkan barang dagangan dengan harga kompetitif dan margin keuntungan yang layak. Pemerintah juga telah menugaskan Foodstation Jogja Setia sebagai salah satu pemasok utama Koperasi Merah Putih yang tersebar di 45 kelurahan Kota Yogyakarta.
Namun, Wawan mengingatkan agar kerja sama tersebut dijalankan secara cermat dan transparan. Ia meminta pihak Jogjatama Vishesha memantau langsung aktivitas koperasi agar tidak ada harga jual yang justru membebani masyarakat.
“Jogjatama Vishesha harus memetakan seluruh potensi di kawasan XT-Square yang luasnya mencapai 1,8 hektare. Ruang yang belum produktif perlu dievaluasi agar bisa dihidupkan kembali melalui kerja sama strategis,” tegasnya.
Ia menegaskan bahwa target utama ke depan adalah menjadikan Jogjatama Vishesha sebagai penyumbang PAD yang signifikan.
Peran Foodstation Jogja Setia
Pelaksana Tugas Pengurus PT Jogjatama Vishesha, Dedi Budiono, menjelaskan bahwa kerja sama pendirian Foodstation Jogja Setia melibatkan dua skema pendapatan: sewa tetap dari penggunaan ruang dan pendapatan variabel berdasarkan omzet harian. Ia menargetkan omzet penjualan mencapai Rp300 juta per hari.
“Foodstation Jogja Setia tidak hanya berfungsi sebagai grosir sembako, tetapi juga sebagai pengelola cadangan pangan milik Pemkot Yogyakarta, terutama beras. Kami akan menjadi pusat distribusi utama kebutuhan pokok masyarakat,” jelas Dedi.
Ia menambahkan, Foodstation akan bekerja erat dengan jaringan Koperasi Merah Putih dan warung-warung rakyat di kampung-kampung. Dengan model distribusi tersebut, Jogjatama Vishesha optimistis bisa memperkuat ketahanan pangan sekaligus menghadirkan XT-Square sebagai pusat ekonomi BUMD yang eksis dan berkelanjutan.
Pimpinan operasional Foodstation Jogja Setia, Heri Widiatmoko, memastikan komitmennya untuk menjaga harga terbaik pada setiap produk. Ia memilih strategi margin tipis namun volume penjualan tinggi sebagai fondasi bisnis.
“Kami ingin semua pihak untung, terutama masyarakat. Bila pelanggan menemukan harga terlalu tinggi, kami siap menegosiasikan ulang dengan pihak klien agar pengecer tetap bisa menjual dan masyarakat tidak terbebani,” jelas Heri.
Ia juga menegaskan bahwa Foodstation akan mengawasi koperasi agar tidak menjual produk di atas harga wajar. Pemerintah dan BUMD ingin memastikan bahwa seluruh ekosistem pangan, dari distributor hingga pengecer, menjaga prinsip keadilan dan kebermanfaatan.
Dengan pendekatan ini, Pemerintah Kota Yogyakarta menegaskan komitmennya menciptakan ekosistem pangan yang stabil, transparan, dan merakyat. Foodstation Jogja Setia hadir bukan sekadar bisnis, melainkan sebagai instrumen strategis untuk menjamin ketersediaan, keterjangkauan, dan keberlanjutan pangan di Kota Yogyakarta. (ef linangkung)