
TUGUJOGJA — Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Dikpora) DIY akhirnya angkat bicara secara tegas setelah rumor kebocoran soal Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah (ASPD) Literasi Numerik memicu kegaduhan publik dan keresahan orang tua siswa.
Tim investigasi yang dibentuk khusus oleh dinas itu mengungkap fakta mengejutkan: dua soal identik dengan soal resmi ASPD memang beredar di media sosial.
Kepala Dinas Dikpora DIY, Suhirman, langsung menggelar konferensi pers di kantornya dan menyampaikan bahwa meskipun kebocoran benar terjadi, ujian tidak akan diulang. Pihaknya menemukan dua soal ASPD literasi numerik yang identik dengan soal resmi dalam tangkapan layar yang beredar.
“Tapi kami tidak akan mengadakan ujian ulang karena dampak kebocoran sangat terbatas,” tegas Suhirman.
Ia menambahkan, dua soal yang bocor itu akan dianggap sebagai “soal bonus” untuk seluruh peserta ASPD DIY.
Pihaknya ingin menghargai usaha ribuan siswa yang sudah belajar sungguh-sungguh. Agar jangan sampai karena dua soal, semua harus mengulang.
Investigasi dan Penemuan Pihak Terlibat
Tim investigasi bergerak cepat. Mereka memeriksa jejak digital, mengklarifikasi ke berbagai pihak, termasuk guru penulis soal dan kepala sekolah SMP Negeri 10 Yogyakarta, yang sempat menjadi pusat sorotan.
Hasilnya mengejutkan: tidak ada indikasi keterlibatan sekolah maupun siswa yang sempat viral di media sosial.
Suhirman menyatakan bahwa justru kebocoran soal berasal dari seorang guru di salah satu SMP lain di DIY, yang berhasil membongkar file virtual hard disk milik penyelenggara dengan keahlian teknologi informasi tingkat lanjut.
Guru itu membuka file dengan teknik khusus, mengekstrak dua soal dari penyimpanan sementara, mengubah format XML menjadi tampilan soal.
“Nah oknum guru ini lalu membagikannya kepada siswa dalam sesi latihan tambahan lewat Google Form pada 3 Mei,” jelas Suhirman.
Tindakan tersebut dilakukan tanpa seizin kepala sekolah. Meskipun tidak berniat menyebarkan secara luas, guru itu tetap melanggar etika dan aturan ASN.
Disdikpora pun segera berkoordinasi dengan dinas pendidikan kabupaten/kota untuk menjatuhkan sanksi yang sesuai.
Komitmen Penguatan Sistem dan Klarifikasi Nama Baik Sekolah
Suhirman menegaskan komitmen Dinas Dikpora DIY untuk memperkuat sistem keamanan ASPD ke depan. Ia berjanji akan memperketat pengelolaan file digital dan membatasi akses data agar kebocoran serupa tak terulang.
Pihaknya menghimbau masyarakat berhati-hati dalam menyikapi informasi yang belum jelas sumbernya.
“Kita jaga bersama integritas dunia pendidikan,” tutupnya.
Di sisi lain, hasil investigasi ini turut membersihkan nama SMP Negeri 10 Yogyakarta dari tuduhan publik. Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santoso Asrori, menyatakan rasa lega.
Pihaknya bersyukur hasil investigasi ini menjernihkan nama baik sekolah, guru, dan siswa yang sempat menjadi korban tudingan.***