
TUGUJOGJA – Sebagai kota yang lekat dengan predikat kota pelajar sekaligus laboratorium demokrasi, Yogyakarta memiliki potensi besar menjadi pionir dalam penguatan demokrasi yang sehat di Indonesia.
Kepala Bidang Politik Dalam Negeri dan Organisasi Kesbangpol Kota Yogyakarta, Polana Setiya Hati, menjelaskan bahwa pihaknya membuat sekolah yang bukan sebagai rutinitas program. Namun, sekolah juga bagian dari komitmen mendorong keterlibatan publik, khususnya generasi muda, dalam praktik demokrasi sehat.
“Sebagai kota pendidikan dengan populasi usia muda yang tinggi, Yogyakarta memiliki tanggung jawab sekaligus peluang untuk menciptakan sistem pendidikan politik yang tersistematis dan inklusif,” ujarnya.
Sekolah Demokrasi
Menurut Polana, demokrasi yang ideal tidak hanya tercermin dari suksesnya penyelenggaraan pemilu. Akan tetapi, ini terlihat juga dari sejauh mana masyarakat terlibat dalam proses pengambilan keputusan politik secara akuntabel dan partisipatif.
Ia berharap, peserta Sekolah Demokrasi dapat menjadi edukator, motivator, sekaligus penggerak di lingkungannya masing-masing.
Dalam sesi materi, peneliti dari PolGov Universitas Gadjah Mada, Fitria Yuniarti, menyoroti pentingnya peran pemuda dalam menentukan arah masa depan bangsa. Ia menyebutkan bahwa pada Pemilu 2029 mendatang, lebih dari 60 persen pemilih akan berasal dari generasi Z dan Alfa.
“Sejak sekarang partisipasi mereka harus dipupuk agar nalar kritis dalam berdemokrasi bisa berkembang dengan sehat. Pilihan mereka akan menentukan arah kebijakan dan kualitas kepemimpinan di masa depan,” tegas Fitria.
Sementara itu, narasumber dari Bawaslu Kota Yogyakarta, Siti Nurhayati, mengingatkan peserta akan tantangan nyata yang masih membayangi demokrasi Indonesia, yaitu praktik politik uang. Ia menyebut bahwa kelompok rentan seperti warga miskin, lansia, disabilitas, dan perempuan kerap menjadi sasaran praktik tidak sehat ini.
“Di sinilah pentingnya kalian sebagai agen perubahan. Setelah kegiatan ini, sebarkanlah pengetahuan politik kalian agar masyarakat di sekitar bisa lebih sadar, lebih kritis, dan tidak mudah dimanfaatkan,” paparnya.
Sekolah Demokrasi ini menjadi langkah konkret Kesbangpol Kota Yogyakarta dalam mencetak generasi muda yang sadar politik, aktif dalam demokrasi, dan berkontribusi pada pembangunan masyarakat yang inklusif dan berkeadaban. (ef linangkung)