
TUGUJOGJA – Pemerintah Kabupaten Gunungkidul memastikan akan melakukan penggabungan empat dinas menjadi dua instansi baru. Bupati Endah Subekti Kuntariningsih menyampaikan langsung rencana tersebut dalam rapat paripurna bersama DPRD Gunungkidul.
Ia menegaskan bahwa langkah ini berdasarkan pertimbangan struktur organisasi dan tata kerja (SOTK) kelembagaan serta kebutuhan efisiensi pelayanan publik.
Dinas yang Bergabung
Endah menjelaskan bahwa Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan akan bergabung dengan Dinas Pertanian. Ia mengungkapkan bahwa secara kelembagaan, Kementerian Pertanian di tingkat pusat tidak memiliki kementerian tersendiri untuk urusan peternakan.
Hal ini, menurutnya, menyulitkan pemerintah daerah saat menghadapi kasus seperti antraks dan penyakit mulut dan kuku (PMK).
“Kami kesulitan saat bersurat ke Kementerian karena urusan peternakan dan pertanian di pusat sudah menyatu, sementara di daerah kami masih terpisah,” ungkap Endah.
Ia menambahkan bahwa permasalahan tersebut tak hanya terjadi di Gunungkidul, tetapi juga di seluruh wilayah DIY. Oleh karena itu, pemerintah kabupaten mengusulkan penggabungan dua dinas tersebut agar komunikasi dan koordinasi dengan pemerintah pusat bisa lebih efektif.
Selain itu, Endah juga memaparkan rencana penggabungan Dinas Pemuda dan Olahraga dengan Dinas Pariwisata. Ia menegaskan bahwa pihaknya tidak akan menggabungkan dinas tersebut dengan Dinas Pendidikan karena dinas pendidikan sudah memiliki beban kerja yang sangat besar.
“Dinas Pendidikan itu bebannya berat, jadi tidak pas jika digabung. Setelah kami analisa skor beban kerja, yang paling cocok adalah menggabungkan Pemuda dan Olahraga dengan Pariwisata,” jelasnya.
Skema Perubahan Dinas di Gunungkidul
Endah menyebutkan bahwa pariwisata modern tidak hanya soal destinasi wisata, tetapi juga mencakup aktivitas olahraga seperti sepeda, lari, dan kegiatan luar ruang lainnya. Oleh sebab itu, penggabungan dua sektor ini dinilai lebih logis dan berpotensi meningkatkan daya tarik wisata sekaligus membina pemuda melalui kegiatan positif.
“Potensi pariwisata kita besar. Dengan memasukkan olahraga ke dalamnya, kita bisa kembangkan wisata berbasis aktivitas, seperti sport tourism,” tambah Endah.
Dalam kesempatan itu, Bupati juga menyinggung soal pengelolaan retribusi pariwisata. Ia menerima banyak masukan agar sistem penarikan retribusi tidak lagi secara langsung oleh petugas lapangan dari pemerintah daerah. Pemerintah mempertimbangkan kemungkinan pelelangan pengelolaan retribusi kepada pihak ketiga.
“Kita sedang kaji opsi kerjasama dengan pihak ketiga agar pengelolaan retribusi lebih transparan dan akuntabel. Selama ini, ada kekhawatiran terkait potensi kebocoran,” tegasnya.
Endah mengatakan, jika pengelola retribusi adalah pihak ketiga dengan sistem lelang berdasarkan proyeksi potensi pendapatan, pengawasan akan lebih ketat. Pemerintah daerah tetap akan mengatur syarat dan mekanisme pelaksanaannya, tetapi tanggung jawab operasional akan dilimpahkan kepada pengelola swasta atau masyarakat lokal yang memenuhi syarat.
“Kalau pihak ketiga yang menarik retribusi, potensi praktik pungli bisa ditekan. Petugas tidak akan lagi dicurigai atau dituding macam-macam. Tapi semua ini masih akan kami bahas dengan DPRD dan pihak-pihak terkait,” jelasnya.
Endah memastikan bahwa rencana ini bertujuan menyempurnakan struktur birokrasi, memperkuat efisiensi anggaran, dan meningkatkan kinerja pelayanan publik di Gunungkidul. Ia berharap seluruh proses penggabungan dinas dan reformasi sistem retribusi dapat selesai dalam waktu dekat setelah mendapat persetujuan dari DPRD.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul akan terus berkomunikasi dengan semua pihak agar kebijakan ini berjalan secara transparan, akuntabel, dan berpihak pada kepentingan masyarakat luas. (ef linangkung)