
TUGUJOGJA – Jalanan di Kabupaten Gunungkidul berubah penyebab mematikan sepanjang 2025. Polres Gunungkidul mencatat sebanyak 42 orang kehilangan nyawa akibat kecelakaan lalu lintas dalam tujuh bulan terakhir.
Polisi menegaskan, setiap hari kendaraan bermotor melintas tanpa henti di jalanan yang menanjak dan berkelok itu. Kanit Gakkum Satlantas Polres Gunungkidul, Ipda Nur Ikhwan, menyampaikan bahwa pihaknya mendata 473 insiden kecelakaan terjadi sejak Januari hingga Juli 2025.
“Sebanyak 42 korban meninggal dunia. Tidak ada korban luka berat, namun sebanyak 685 orang mengalami luka ringan,” ungkap Nur Ikhwa, Jumat (11/7/2025).
Polisi menegaskan, mayoritas kecelakaan melibatkan kendaraan roda dua. Para pengendara melaju dengan kecepatan tinggi di jalur-jalur padat lalu lintas tanpa memperhitungkan risiko maut yang mengintai.
Ia menuturkan, Jalan Nasional Jogja–Wonosari menjadi titik paling rawan. Ruas ini selalu padat kendaraan setiap pagi dan sore hari. Ribuan kendaraan memadati jalur sempit itu.
“Jam rawan terjadi kecelakaan itu pagi jam 06.00 sampai 08.00 dan sore jam 16.00 sampai 18.00,” ujarnya.
Polisi menegaskan bahwa kecelakaan muncul akibat berbagai faktor. Human error menempati urutan pertama, diikuti kondisi kendaraan yang tidak prima, serta cuaca yang kerap berubah ekstrem di kawasan perbukitan.
“Volume kendaraan terus meningkat setiap tahun, tapi kapasitas jalan tidak ikut bertambah. Jalan di Gunungkidul itu menanjak dan menikung tajam,” tegasnya.
Polisi juga mengingatkan pengendara untuk tidak mengabaikan keselamatan saat melintas di jalanan Gunungkidul. Mereka menekankan pentingnya disiplin berlalu lintas, mulai dari mematuhi marka jalan, rambu lalu lintas, hingga kecepatan aman di tikungan tajam.
“Kami mengimbau masyarakat agar lebih hati-hati. Gunungkidul itu jalannya naik turun dan berkelok, jadi harus ekstra waspada,” tuturnya.
Pihak Satlantas Polres Gunungkidul berjanji untuk terus menekan angka kecelakaan di wilayah mereka. Polisi akan menggencarkan patroli keliling di titik rawan kecelakaan. Mereka juga akan mengoptimalkan penindakan preventif dan persuasif untuk mencegah jatuhnya korban jiwa berikutnya.
“Kami akan terus memberikan edukasi kepada masyarakat. Keselamatan dan keamanan berlalu lintas harus menjadi kesadaran bersama,” pungkas Nur Ikhwan. (ef linangkung)