
TUGUJOGJA – Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Yogyakarta memperkenalkan menu istimewa dalam ajang “Balai Kota Memasak” yang digelar dalam rangka peringatan ulang tahun Pemerintah Kota Yogyakarta.
Mereka menamai kreasi ini Bihun Gersala, singkatan dari Gerakan Sayang Lansia. Menu ini bukan hanya sajian kuliner, tetapi juga simbol cinta dan kepedulian terhadap kelompok lanjut usia.
Tim dari dinas tersebut menyajikan menu dengan penuh dedikasi. Mereka memilih bahan-bahan yang berasal dari Unit Pelaksana Teknis (UPT) Panti Anak dan UPT Budi Dharma, dua lembaga di bawah koordinasi dinas yang selama ini aktif merawat anak-anak dan lansia.
Melalui kolaborasi antarlembaga ini, mereka ingin menekankan bahwa pelayanan sosial berjalan secara menyeluruh dan saling menguatkan.
Wijanarti, perwakilan dari Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Yogyakarta, menjelaskan filosofi di balik menu Bihun Gersala. Ia menyampaikan bahwa tim memasukkan semangat “Gersala 5M” ke dalam setiap aspek penyajian: Memuliakan, Membahagiakan, Menjaga, Melibatkan, dan Melindungi lansia.
“Kami ingin menyampaikan bahwa perhatian terhadap lansia tidak boleh hanya menjadi wacana. Lewat makanan ini, kami membawa pesan bahwa cinta dan kepedulian harus hadir dalam bentuk nyata. Bahkan dalam sebuah peringatan seperti ulang tahun Pemkot, nilai-nilai itu tetap bisa disuarakan,” ujar Wijanarti dengan penuh semangat.
Ia juga menekankan bahwa kota yang baik harus memastikan kenyamanan warganya di segala usia. Oleh karena itu, kehadiran menu ini bertujuan menggugah kesadaran kolektif agar masyarakat lebih peduli terhadap kebutuhan dan kesejahteraan lansia.
Simbol Cinta yang Lembut dan Menyehatkan
Bihun Gersala berhasil memikat perhatian dewan juri dan para penonton. Cita rasa lembut dan penyajian yang penuh makna membuat menu ini meraih predikat Juara Favorit. Namun, kemenangan itu bukan satu-satunya tujuan.
Tim dari Dinas Sosial menekankan bahwa kemenangan hanyalah bonus. Yang terpenting, mereka berhasil menyampaikan pesan sosial secara menyentuh dan kreatif. Bihun Gersala bukan sekadar makanan—ia menjelma sebagai simbol kampanye kasih sayang untuk para lansia.
Bihun Gersala dipilih karena mudah dikunyah dan dicerna, cocok untuk kebutuhan lansia. Sayuran segar dan bumbu rempah ringan membuat hidangan ini menyehatkan tanpa mengorbankan cita rasa. Tim memasak dengan pendekatan gizi seimbang, memperhatikan asupan yang sesuai untuk para penghuni usia senja.
Dengan penyajian sederhana namun bermakna, menu ini berhasil menggugah emosi banyak pihak. Beberapa pengunjung bahkan meneteskan air mata saat mendengar penjelasan tentang latar belakang pembuatan menu tersebut.
Ajakan Kolektif untuk Peduli Lansia
Lewat Bihun Gersala, Dinas Sosial Ketenagakerjaan dan Transmigrasi Kota Yogyakarta mengukuhkan komitmen mereka dalam membangun kota yang inklusif.
Mereka menunjukkan bahwa membahagiakan lansia bukan sekadar tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab bersama seluruh warga.
Balai Kota Memasak menjadi panggung kecil untuk gagasan besar: makanan bisa menjadi medium advokasi sosial yang kuat. Kota Yogyakarta perlahan namun pasti bergerak menjadi kota yang tidak hanya indah secara visual, tetapi juga hangat secara sosial.