
TUGUJOGJA– Kekhawatiran mendalam terhadap kelangsungan hidup gajah Sumatera kembali mencuat. Geopix, organisasi pemerhati lingkungan, melaporkan bahwa populasi gajah di kawasan ekosistem Bukit Tigapuluh, Jambi, terancam punah.
Penyebabnya adalah habitat alami mereka rusak oleh ekspansi perkebunan karet dan pemasangan pagar listrik ilegal di wilayah konservasi.
Gajah Sumatera Terancam
Dalam laporan terbarunya, Geopix menyoroti peran anak perusahaan Michelin Group, yakni PT Lestari Asri Jaya (LAJ). Mereka mengelola konsesi seluas 61.495 hektare di empat kecamatan yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Bukit Tigapuluh.
Alih-alih menjadi penjaga kawasan, LAJ dituding melakukan pembukaan hutan dengan keanekaragaman hayati tinggi untuk ditanami karet monokultur. Kawasan itu sebelumnya merupakan koridor penting pergerakan gajah.
“Wilayah dataran rendah yang dibabat itu sangat krusial, karena topografi taman nasional terlalu terjal untuk dihuni gajah,” kata Annisa Rahmawati, Senior Wildlife Campaigner Geopix.
Ironisnya, sebagian wilayah Blok 4 konsesi tersebut telah Michelin tetapkan sebagai Wildlife Conservation Area (WCA). Alih-alih dilestarikan, Geopix menemukan bahwa kawasan WCA kini dipenuhi bangunan liar dan dihuni sekitar 700 kepala keluarga, dengan total lebih dari 363 bangunan.
Dari 9.700 hektare lahan yang mereka janjikan sebagai kawasan konservasi, hanya tersisa sekitar 1.723 hektare yang benar-benar berfungsi sebagai habitat satwa.
Ancaman paling mengkhawatirkan datang dari pemasangan pagar listrik ilegal sepanjang lebih dari 46 kilometer di 44 titik dalam wilayah WCA. Pagar-pagar ini, yang tanpa standar keamanan, tidak hanya menghalangi pergerakan gajah tetapi juga berpotensi mematikan, baik bagi satwa maupun manusia.
“Sebagian besar pagar listrik masih aktif sampai saat ini. Ini menunjukkan ketidakseriusan perusahaan dalam menepati komitmen konservasinya,” ujar Annisa.
Usaha Geopix
Geopix bersama Satya Bumi telah menyampaikan kekhawatiran ini dalam pertemuan bilateral dengan pihak perusahaan melalui mekanisme keluhan Global Platform for Sustainable Natural Rubber (GPSNR) pada Maret 2025. Namun, hasilnya tidak memuaskan.
Andi Muttagien, Direktur Eksekutif Satya Bumi, menyatakan, Michelin, sebagai salah satu pendiri GPSNR, seharusnya menjadi contoh dalam menjalankan praktik terbaik industri karet berkelanjutan. Bukan justru menjadi ancaman bagi spesies ikonik seperti gajah Sumatera.
Geopix mendesak Michelin segera mengambil langkah konkret, antara lain:l membongkar seluruh pagar listrik ilegal, khususnya di dalam wilayah WCA, melakukan restorasi penuh terhadap habitat yang rusak, menjamin jalur bebas hambatan bagi pergerakan satwa liar dan menindak tegas pelaku aktivitas ilegal dalam konsesi dan kawasan lindung.
“Populasi gajah Sumatera yang tersisa di ekosistem Bukit Tigapuluh diperkirakan kurang dari 120 ekor. Jika kondisi ini terus dibiarkan, kawasan ini bukan lagi benteng perlindungan, melainkan ancaman bagi kelangsungan hidup gajah,” tegas Annisa. (ef linangkung)