
Kapolda Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Irjen Pol Suwondo Nainggolan, menegaskan bahwa tidak ada tindakan intimidasi yang dilakukan oleh anggotanya terhadap pemilik akun media sosial Merapi Uncover. Klarifikasi ini disampaikan menyusul isu yang beredar di media sosial mengenai kunjungan polisi ke pemilik akun tersebut.
“Enggak ada (intimidasi ke Merapi Uncover), kan dukuh (pemilik akun itu). Terus adiknya juga polisi,” ujar Suwondo di Kepatihan Pemda DIY, Rabu (12/3/2025).
Dugaan intimidasi mencuat setelah akun X @Jateng_Twit mengunggah postingan yang menyebutkan bahwa pemilik akun Merapi Uncover sempat didatangi pihak kepolisian.
“Min @Divpropam infonya akun ini habis di datangi pihak kepolisian kemaren (10/3) sore. Apa benar ada intimidasi atau gmn?” komentar akun itu.
Adapun sebelumnya, akun X @merapi_uncover sempat mengunggah postingan berikut.
“Mohon kurangi lapor di Merapi Uncover 1. Kriminal 2. Kehilangan 3. Kenakalan remaja 4. Penipuan 5. Kecelakaan 6 . Dll. Langsung saja lapor ke yang berwenang, matur nuwun,” tulis ereka pada unggahan Minggu (10/3/2025).
Menanggapi itu, Suwondo menegaskan bahwa hal tersebut bukan bentuk tekanan, melainkan bagian dari klarifikasi setelah akun tersebut mengunggah informasi keliru mengenai dugaan kejahatan jalanan atau klitih di Sleman. Setelah diselidiki, kasus yang dimaksud ternyata tidak ada dan merupakan insiden seorang pria yang menyayat tangannya sendiri karena masalah keluarga.
Lebih lanjut, Suwondo menegaskan bahwa keberadaan akun media sosial berbasis citizen journalism seperti Merapi Uncover dan Info Cegatan Jogja (ICJ) justru sangat membantu kinerja kepolisian dalam memantau informasi di masyarakat.
“Jujur ya, Merapi Uncover, Info Cegatan, buat kita di Polda sudah buat penerimaan laporan masyarakat. Ada yang datang ke polisi melalui jalur resmi, ada juga yang kita temukan lewat akun-akun ini,” jelasnya.
Suwondo juga mengungkapkan bahwa jika terdapat informasi yang tidak benar, pihaknya akan memberikan klarifikasi melalui media arus utama sebelum disebarkan kembali di platform seperti Merapi Uncover dan ICJ.
“Kalau ada berita tidak benar, kami masukkan ke media mainstream. Dari media mainstream rilis, kami masukkan ke Merapi Uncover dan ICJ. Itu mekanismenya, jadi nggak ada itu (intimidasi),” tegasnya.
Kapolda DIY pun mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam menggunakan media sosial, terutama dalam menyebarkan informasi yang belum terverifikasi.
“Kalau dia tahu benar tidak apa-apa. Kalau tidak tahu, fakta yang dia lihat saja, misalnya ‘Orang tergeletak pak, ada orang dipukul’. Intinya selama itu fakta monggo, karena sekali lagi kami sudah punya satgas yang memang merespons berita-berita yang ada di medsos,” ujarnya.
Dengan adanya kerja sama antara kepolisian dan komunitas daring seperti Merapi Uncover dan ICJ, Suwondo berharap informasi mengenai keamanan dan ketertiban masyarakat dapat tersampaikan dengan lebih cepat dan akurat.