
TUGUJOGJA – Tragedi maut kembali mengguncang Gunungkidul. Seorang kakek bernama Kismo Rejo (79 tahun), warga Padukuhan Pulegundes II, Kalurahan Sidoharjo, Kapanewon Tepus, Gunungkidul, kehilangan nyawa seketika setelah sepeda motor menabraknya saat menyeberang jalan.
Insiden nahas itu terjadi di Jalan Umum Pantai Sundak–Tepus, tepatnya di Padukuhan Pulegundes I, Kalurahan Sidoharjo, pada Jumat, 27 Juni 2025 pagi sekitar pukul 07.55 WIB.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Gunungkidul, Ipda Nur Ikhwan, mengatakan sepeda motor Suzuki Spin bernomor polisi AB-3899-FJ menabrak korban saat melaju dari arah Pantai Sundak menuju Tepus.
Subarno (46 tahun), pengendara motor yang merupakan warga Padukuhan Pakel, Kalurahan Hargosari, Kapanewon Tanjungsari, Gunungkidul, tidak sempat mengerem kendaraannya.
“Saat motor melaju di jalan lurus menanjak, Mbah Kismo menyeberang dari barat ke timur jalan. Jarak yang terlalu dekat dan kurang konsentrasi pengendara motor menyebabkan tabrakan tidak terhindarkan,” ujar Ipda Nur Ikhwan.
Ia menegaskan Subarno tidak memperhatikan situasi jalan secara menyeluruh sehingga motor langsung menabrak tubuh renta Mbah Kismo.
Tubuh kakek tersebut terhempas keras ke aspal, meninggalkan pemandangan pilu di lokasi kejadian. Beberapa warga yang berada di sekitar langsung menjerit histeris saat melihat Mbah Kismo terkapar bersimbah darah.
“Petugas medis yang datang ke lokasi mencoba menyelamatkan nyawa Mbah Kismo. Namun luka di kepala terlalu parah. Korban mengalami cedera kepala berat dan meninggal dunia dalam perjalanan menuju RSUD Wonosari,” kata Ipda Nur Ikhwan lirih.
Warga Berduka, Polisi Imbau Pengendara Lebih Waspada
Sementara itu, Subarno mengalami luka di pelipis kanan dan dahi robek. Meski masih sadar, ia tampak syok berat menyadari motor yang dikendarainya telah merenggut nyawa seorang kakek yang hanya ingin menyeberang jalan di pagi hari.
Warga sekitar menuturkan Mbah Kismo terkenal sebagai sosok pekerja keras meski usianya renta. Setiap pagi ia menyeberang jalan menuju kebun kecil miliknya untuk merawat tanaman.
Kini, jalan yang biasa dilaluinya berubah menjadi saksi bisu detik-detik akhir hidupnya. Bau tanah pagi hari bercampur dengan tangis keluarga yang menjemput jasadnya di rumah sakit.
Pihak kepolisian mengimbau para pengendara untuk meningkatkan kewaspadaan saat melintas di jalan perkampungan. Polisi menegaskan nyawa manusia tidak sebanding dengan kecepatan kendaraan di jalan.
“Kami minta semua pengguna jalan lebih berhati-hati, utamakan keselamatan bersama,” tegas Ipda Nur Ikhwan menutup keterangannya.