
Motif baru Batik Segoro Amarto resmi diluncurkan dan akan menjadi seragam wajib yang dikenakan oleh pegawai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) serta siswa dari tingkat SD hingga SMA di Kota Yogyakarta. Peluncuran ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, di Pusat Desain Industri Nasional (PDIN), Kamis (22/5/2025).
“Kami bersyukur bisa melaunching batik karya kita sendiri, yakni motif baru Batik Segoro Amarto. Dengan kreativitas dari para seniman pembatik dan para desainer. Batik ini menjadi bagian karya untuk Kota Yogyakarta dan menjadi intangible dalam bentuk desain batik yang terkini,” ujar Hasto.
Motif Batik Segoro Amarto merupakan hasil transformasi dari motif lama yang dipadukan dengan penyegaran desain, tanpa menghilangkan makna filosofis yang melekat. Di dalamnya terkandung beragam simbol, seperti Peksi Bulu 10 yang melambangkan semangat untuk terus maju dan berkembang, serta Cepek papat sebagai perlambang pelindung manusia dari sejak dalam kandungan hingga akhir hayat.
Makna lainnya juga terwakili dalam elemen desain seperti asem jawa yang berarti semangat muda dan menyenangkan, canting sebagai simbol Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia, hingga ceplok belah papat yang mencerminkan air sebagai sumber kehidupan dan lambang dari Segoro Amarto itu sendiri.
Batik ini juga mengandung simbol-simbol khas Yogyakarta, mulai dari Tugu Pal Putih, pelita, sawo kecik, hingga buku dan pena sebagai representasi Yogyakarta sebagai Kota Pelajar.
Desain motif Segoro Amarto merupakan karya dari Aruman, pemenang lomba desain motif batik, yang kemudian disempurnakan oleh para kurator.
“Saya menggabungkan gambar tugu Jogja, buku, pulpen, pelso bulu 10, truntum, dan canting sebagai kota batik dunia, serta segoro amarto atau gunungan. Selain itu, unsur yang lain ditambahkan oleh para kurator seperti asam jawa dan sawo kecik,” ujar Aruman.
Hasto menegaskan bahwa pemanfaatan batik tidak hanya sebagai simbol budaya, tetapi juga harus memberi dampak ekonomi nyata bagi masyarakat. Dengan hampir 6.000 pegawai OPD dan ribuan siswa, produksi Batik Segoro Amarto akan menyerap hasil karya para pengrajin lokal.
“HAKI sudah ada, cap juga sudah ada. Tinggal kita bentuk kelompok. Koperasi Merah Putih pun bisa langsung berkarya dalam bentuk koperasi yang sifatnya bukan untuk sektor jasa, tetapi produksi yang real,” ungkapnya.
Kepala Dinas Perindustrian, Koperasi, dan UKM Kota Yogyakarta, Tri Karyadi Riyanto Raharjo, menambahkan bahwa Koperasi Merah Putih akan menjadi ujung tombak produksi dan distribusi Batik Segoro Amarto.
“Koperasi akan membantu bahan baku dan pemasaran. Harapannya anggota bisa memproduksi dari rumahnya. Ke depan, koperasi ini juga akan membina pembentukan lima koperasi kecil untuk pemerataan produksi dan distribusi,” jelasnya.