
TUGUJOGJA – Ombak ganas di Pantai Watu Kodok kembali menelan korban. Seorang pelajar asal Semarang bernama Yuda Dwi Prasetya (17) terseret arus dan hilang di tengah laut.
Ia tengah bermain air bersama teman-temannya pada Senin pagi, 23 Juni 2025. Tim SAR gabungan terus berjuang melawan waktu dan gelombang untuk menemukan korban yang hingga kini belum ditemukan.
Kronologi Kejadian
Kejadian tragis itu terjadi sekitar pukul 05.30 WIB. Enam remaja asal Tuntang, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, terlihat bermain air di bibir pantai yang tampak tenang di pagi hari. Namun ketenangan itu hanya sesaat. Ombak besar tiba-tiba menghantam pantai dan menyeret dua dari mereka ke tengah laut.
Empat remaja lainnya berhasil menepi dalam kondisi selamat. Salah satu korban, Muhammad Nabil Aswa (17), sempat terombang-ambing di laut, namun berhasil menyelamatkan diri. Sementara itu, Yuda Dwi Prasetya, yang berasal dari Demungan, Karanganyar, Tuntang, terseret arus deras dan menghilang di antara gulungan ombak.
Komandan SAR Satlinmas Wilayah II Pantai Baron, Marjono, membenarkan peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa pihaknya segera meluncurkan Operasi SAR Kondisi Membahayakan Manusia (KMM) sesaat setelah menerima laporan.
“Kami langsung kerahkan tiga Search and Rescue Unit (SRU) untuk menyisir laut dan garis pantai. Kondisi ombak cukup tinggi, mencapai dua meter, sangat menyulitkan pencarian korban,” tegas Marjono.
Pencarian Pelajar yang Hilang di Pantai Watukodok
SRU 1 melakukan pemantauan dari tebing dan menyisir bibir Pantai Watu Kodok. SRU 2 mengerahkan perahu jukung milik SAR Satlinmas Wilayah II Baron untuk menyisir laut. Sementara SRU 3 memanfaatkan drone untuk pencarian udara di sekitar lokasi hilangnya korban.
Cuaca pada saat pencarian dilaporkan cerah, namun gelombang laut tetap tinggi dan membahayakan. Kondisi ini memaksa petugas harus bekerja ekstra hati-hati agar tidak menambah korban jiwa dalam misi penyelamatan ini.
Tim SAR gabungan yang terdiri dari personel SAR Satlinmas, relawan, serta warga sekitar terus berjibaku di medan sulit. Mereka menelusuri setiap celah batu karang dan permukaan laut, berharap menemukan jejak Yuda yang hingga hari kedua operasi, belum menunjukkan tanda-tanda keberadaan.
“Arus laut di sekitar Pantai Watu Kodok memang sangat berbahaya, apalagi di musim angin timur seperti sekarang. Meski terlihat tenang, tiba-tiba bisa muncul ombak tinggi yang menyapu siapa pun yang berada terlalu dekat dengan air,” ujar Marjono.
Hingga Selasa Siang, posko Operasi SAR Gabungan masih berdiri di lokasi, lengkap dengan peralatan evakuasi dan personel siaga. Pencarian akan terus dilakukan selama tujuh hari ke depan sesuai dengan standar operasi pencarian dan pertolongan.
Peristiwa ini kembali membuka mata publik akan bahaya bermain air di pantai selatan Yogyakarta, terutama saat gelombang tinggi sedang mengintai. Aparat mengimbau para pengunjung untuk lebih waspada dan tidak berenang di area yang tidak memiliki pengawasan penjaga pantai. (ef linangkung)