
TUGUJOGJA – Pemerintah Kabupaten Bantul terus berpacu dengan waktu. Di tengah optimisme pemulihan ekonomi pascapandemi, sektor pariwisata yang digadang-gadang menjadi lokomotif Pendapatan Asli Daerah (PAD), ternyata belum menunjukkan performa maksimal.
Hingga akhir Juli 2025, Dinas Pariwisata Kabupaten Bantul mencatat realisasi PAD dari sektor pariwisata baru mencapai Rp17.134.711.500 atau 34,96 persen dari target ambisius yang ditetapkan sebesar Rp49.013.473.000.
Sub Koordinator Promosi Dinas Pariwisata Bantul, Markus Purnomo Adi, menyampaikan data mengejutkan ini saat ditemui di kantornya. Ia menegaskan bahwa meski sempat mengalami lonjakan kunjungan wisatawan pada April, performa keseluruhan masih jauh dari ekspektasi.
“Kami melihat potensi masih besar, tapi memang perlu langkah strategis yang lebih tajam,” ujar lelaki yang akrab dipanggil Ipung ini.
April Jadi Puncak Kunjungan, Tapi Belum Mengubah Tren
Dinas Pariwisata mencatat bahwa jumlah kunjungan wisatawan sepanjang Januari hingga Juli 2025 mencapai 1.183.497 orang. Dari angka tersebut, April mencatat kunjungan tertinggi, yaitu 249.649 orang.
Lonjakan ini terjadi bertepatan dengan masa libur panjang dan sejumlah event lokal yang digelar serentak di berbagai objek wisata unggulan Bantul seperti Pantai Parangtritis, Mangunan, dan Hutan Pinus Becici.
Namun, meskipun April memberikan sumbangan terbesar terhadap jumlah kunjungan dan pendapatan, yakni Rp3.613.260.500, kondisi ini tidak mampu mengangkat tren secara konsisten di bulan-bulan berikutnya.
Berikut rincian data kunjungan wisatawan dan PAD per bulan:
- Januari: 232.802 orang – Rp3.370.289.000
- Februari: 110.550 orang – Rp1.600.360.000
- Maret: 36.376 orang – Rp525.987.000
- April: 249.649 orang – Rp3.613.260.500
- Mei: 173.957 orang – Rp2.518.951.500
- Juni: 177.901 orang – Rp2.576.624.500
- Juli: 202.262 orang – Rp2.929.239.000
Upaya Dinas dan Harapan Menuju Akhir Tahun
Dengan selisih target yang masih menganga sebesar Rp31.878.761.500, Dinas Pariwisata Bantul menghadapi tantangan besar di sisa tahun 2025.
Ipung mengungkapkan bahwa pihaknya telah menyiapkan strategi percepatan promosi digital, penyelenggaraan event wisata tematik, serta mendorong kerja sama dengan desa wisata agar lebih proaktif menjaring wisatawan domestik dan mancanegara.
“Kami sudah menyusun kalender event sampai akhir tahun. Fokus kami ada pada bulan Agustus hingga Desember dengan harapan bisa mendongkrak kunjungan secara signifikan. Target tetap kami kejar meskipun berat,” tegas Ipung.
Kondisi ini mendorong pemerintah daerah untuk segera mempercepat digitalisasi informasi pariwisata. Ipung menyebut bahwa selama ini banyak objek wisata lokal belum optimal memanfaatkan media sosial dan platform digital lainnya sebagai sarana promosi. Ia menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor—mulai dari pelaku usaha, komunitas kreatif, hingga stakeholder di level kecamatan.
“Pariwisata sekarang itu bukan cuma soal destinasi, tapi juga soal cerita, kemasan, dan bagaimana kita menyampaikan pengalaman kepada calon wisatawan. Kami ingin semua pelaku sadar digital dan bisa menjual keunikan Bantul dengan cara yang menarik,” tutur Ipung.
Meski realisasi PAD pariwisata baru menyentuh sepertiga dari target, Ipung masih menyimpan asa. Ia yakin bahwa jika semua pihak bergerak bersama, angka itu masih bisa dikejar. Libur akhir tahun, momen Natal dan Tahun Baru, serta peringatan Hari Jadi Kabupaten Bantul yang ke-194, akan menjadi momentum penting untuk memicu gelombang kunjungan baru.
Dinas Pariwisata berencana menggelar event akbar di kawasan pantai selatan, festival budaya di wilayah perbukitan, serta memaksimalkan jaringan travel dan hotel dalam memberikan paket wisata terintegrasi.
“Kami tidak akan menyerah. Waktu masih ada. Dukungan dari masyarakat dan semua elemen menjadi penentu. Bantul tidak kekurangan potensi. Tinggal bagaimana kita menyulut kembali semangatnya,” pungkas Ipung.