
TUGUJOGJA – Pemerintah Kota Yogyakarta resmi memperluas cakupan program imunisasi HPV (Human Papillomavirus) dengan menyasar anak perempuan di luar sekolah.
Langkah ini merupakan lanjuta setelah cakupan imunisasi di sekolah mencapai angka mengesankan sebesar 95 persen. Kini, anak-anak perempuan yang tak terdaftar di lembaga pendidikan formal juga memperoleh hak yang sama untuk mendapat perlindungan dari ancaman kanker leher rahim.
Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta mencatat pencapaian luar biasa dalam pelaksanaan program imunisasi HPV sejak 2019. Melalui Bulan Imunisasi Anak Sekolah (BIAS), program ini berhasil menjangkau hampir seluruh anak perempuan kelas 5 di wilayah Kota Yogyakarta. Namun, pemerintah tidak berhenti di sana.
Sasaran Imunisasi HPV
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit serta Pengelolaan Data dan Sistem Informasi Kesehatan Dinkes Kota Yogyakarta, Lana Unawanah, mengungkapkan perluasan sasaran menjadi keniscayaan setelah angka cakupan di sekolah mendekati sempurna. Pihaknya perlu bergerak lebih luas.
“Anak-anak perempuan yang tidak terjangkau sekolah formal juga berhak terlindungi dari risiko kanker leher rahim,” tegasnya.
Pemerintah memastikan seluruh anak perempuan usia sekolah dasar, baik yang bersekolah maupun tidak, mendapat vaksin HPV secara gratis. Mereka yang tidak mengikuti pendidikan formal seperti homeschooling, tinggal di panti asuhan, panti sosial, maupun anak perempuan difabel yang tidak bersekolah juga menjadi prioritas utama program ini.
“Imunisasi ini tidak mengenal batas administratif sekolah. Asalkan anak tersebut berusia setara kelas 5 atau antara 11 hingga 15 tahun dan belum pernah menerima vaksin HPV, maka mereka menjadi sasaran imunisasi,” terang Lana.
Dinas Kesehatan menerapkan strategi fleksibel dalam pelaksanaan imunisasi di luar sekolah. Petugas dari berbagai puskesmas siap terjun ke masyarakat sesuai kesepakatan wilayah. Mereka bisa memberikan vaksinasi di puskesmas, balai RW, kelurahan, atau tempat lain sesuai kesepakatan dengan warga.
Beberapa wilayah bahkan telah mulai melaksanakan imunisasi. Warga dan perangkat wilayah aktif bekerja sama untuk menjadwalkan dan memfasilitasi lokasi imunisasi agar menjangkau seluruh anak perempuan di lingkungan masing-masing.
“Kami bergantung pada kolaborasi dengan masyarakat. Tanpa dukungan mereka, kami tidak bisa menjangkau seluruh sasaran,” papar Lana.
Dosis untuk Tahun Ini
Dinas Kesehatan juga mengumumkan perubahan penting dalam dosis vaksinasi. Jika pada tahun-tahun sebelumnya anak-anak mendapatkan dua dosis vaksin di kelas 5 dan 6, maka mulai tahun ini cukup satu dosis saja, tanpa mengurangi tingkat efektivitas perlindungan.
“Penelitian menunjukkan satu dosis cukup efektif mencegah infeksi HPV. Ini menjadi kabar baik karena mempercepat cakupan dan mempermudah proses imunisasi,” ungkap Lana.
Lana mengingatkan masyarakat bahwa kanker leher rahim merupakan kanker kedua terbanyak yang menyerang perempuan di Indonesia setelah kanker payudara. Virus HPV menjadi penyebab utama kanker ini. Melalui imunisasi HPV, pemerintah berusaha menghalau musuh diam-diam ini sebelum sempat menyerang.
“Vaksin ini bukan sekadar program medis. Ini adalah perlindungan hidup jangka panjang bagi generasi perempuan kita,” ujar Lana.
Dinas Kesehatan aktif menggandeng berbagai organisasi kemasyarakatan seperti PKK, lembaga sosial, dan komunitas perempuan untuk menjangkau anak-anak perempuan di luar sistem pendidikan formal.
Lana menyebut, data sasaran dari sekolah diperoleh melalui Disdikpora, sedangkan data anak di luar sekolah dikumpulkan melalui jaringan komunitas yang luas.
“Anak-anak dari kabupaten yang bersekolah di Kota Yogyakarta tetap kami beri vaksin. Prinsip kami, selama anak itu belajar atau tinggal di wilayah Kota, maka dia berhak mendapat imunisasi HPV,” kata Lana.
Lana menyerukan agar para orang tua tidak ragu memberikan vaksin HPV kepada anak perempuannya. Ia menegaskan bahwa vaksin ini telah teruji, aman, dan menjadi bagian dari hak anak yang dilindungi oleh Undang-Undang.
“Imunisasi HPV bukan sekadar anjuran. Ini adalah upaya menyelamatkan masa depan anak-anak perempuan. Jangan sia-siakan perlindungan yang sudah disediakan pemerintah secara gratis,” tutup Lana. (ef linangkung)